Rabu 13 Oct 2021 15:05 WIB

Aktivis di Gaza Edukasi Warga Tentang Kanker Payudara

Aktivis berharap bisa mengatasi stigma sosial atas penanganan kanker payudara.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam perempuan (Ilustrasi Kanker Payudara)
Foto: Pxfuel
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam perempuan (Ilustrasi Kanker Payudara)

IHRAM.CO.ID, GAZA -- Otoritas kesehatan dan badan amal di Gaza sedang berupaya untuk membujuk perempuan agar mau dites kanker payudara. Mereka berharap untuk mengatasi stigma sosial atas penanganan penyakit tersebut.

Dilansir dari Alarabiya, Selasa (12/10), badan amal swasta Fares Al-Arab bersama dengan Kemenkes, para pengkhotbah Muslim telah mempromosikan deteksi dini penyakit ini.

Sebuah van pengujian keliling telah turun ke jalan, menyediakan pemindaian untuk sekitar 150 wanita sehari selama seminggu terakhir. Langkah ini juga sebagai bagian dari aksi bulan kesadaran kanker payudara internasional tahunan pada bulan Oktober.

"Tidak ada rasa malu di dalamnya, adalah pesan harapan dan keselamatan bagi setiap wanita, memberitahu mereka untuk terus maju dan memeriksa," kata Georgette Harb, pemimpin kampanye.

 

“Ada kategori di masyarakat yang mempermasalahkan hal itu memalukan, dan mereka menangani pengangkatan payudara dan kata payudara seolah-olah cabul atau memalukan,” kata Harb.

Kementerian Kesehatan mencatat kanker payudara menyumbang 32 persen dari kasus kanker di kalangan wanita di Gaza. Pasien kanker di sana menghadapi banyak masalah mulai dari kemiskinan, kurangnya obat-obatan di rumah sakit di wilayah tersebut dan beberapa kesulitan untuk berobat ke Israel, Tepi Barat dan sekitarnya karena pembatasan izin.

Selama kampanye, perusahaan telekomunikasi utama Gaza, PalTel, memandikan kantor pusatnya dengan lampu merah muda, warna yang menggambarkan kesadaran kanker payudara, dengan lebih banyak institusi yang akan menyusul.

Gaza, jalur pantai sempit yang berbatasan dengan Mesir dan Israel, adalah rumah bagi sekitar dua juta warga Palestina.  Kemiskinan dan pengangguran di sana semakin tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement