“Banyak orang berjanji untuk mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah swasta. Sekarang, banyak dari mereka yang tidak menyekolahkan anak sama sekali atau hanya mengirim satu siswa dari keluarga," kata Sobman.
Ahli Ekonomi Afghanistan dan Eks Penasihat Dana Moneter Internasional dan PBB Torek Farhadi mengatakan krisis parah tidak dapat dihindari jika bantuan internasional tidak tiba pada musim dingin. “Afghanistan sudah berada pada titik krisis terkait kerawanan pangan. Sekarang AS juga telah setuju untuk bergabung dengan UE dalam mendanai bantuan kemanusiaan dan pangan. Kami berharap dukungan ini akan tiba sebelum musim dingin untuk menghindari krisis akut," kata Farhadi.
Selain situasi kemanusian yang buruk, kekeringan mengancam kehidupan lebih dari tujuh juta warga Afghanistan. Provinsi yang dilanda kekeringan paling berisiko mengalami kemiskinan dan kelaparan. Farhadi menyebut Taliban harus mendekati persyaratan yang diajukan oleh pemberi bantuan agar aliran bantuan kemanusiaan mencapai pada tingkat sebelumnya.
Menurut survei Program Pangan Dunia (WFP), satu dari tiga orang Afghanistan sangat lapar dan lebih dari 93 persen rumah tangga mengonsumsi makanan yang tidak mencukupi. Jika bantuan kemanusiaan yang memadai tidak mencapai Afghanistan paling cepat, sekitar 35 juta orang Afghanistan akan menghadapi risiko kemiskinan dan kelaparan ekstrem tidak lama lagi dari sekarang.