IHRAM.CO.ID, MUSCAT -- Sebuah masjid di Bidiyah, Sharqiyah Utara, Oman, telah dilengkapi dengan panel surya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya mengarahkan sejumlah tempat ibadah ke sumber energi terbarukan dan berkelanjutan.
Masjid Obaid bin Saeed Al Hajri menjadi yang pertama di wilayah Sharqiyah, dan yang kedua di Oman, di mana panel surya telah dipasang. Masjid pertama yang memasang panel surya adalah Masjid Hassan bin Thabet di Muscat.
"Pemasangan panel surya ini merupakan bagian dari inisiatif Green Mosuqe tahap pertama, program investasi di bidang energi terbarukan yang akan membantu mengubah sejumlah masjid di Oman menjadi energi terbarukan,” kata CEO Perusahaan Pengelola Dana Wakaf Amanah, Yousef bin Ali Al. Harthy, dikutip di AhlulBayt News Agency, Kamis (14/10).
Perusahaan ini disebut menugaskan melakukan transformasi masjid menjadi bangunan ramah lingkungan bertenaga surya, kepada UKM yang mengkhususkan diri di bidang ini, sebagai bagian dari inisiatif investasinya.
“Kami berusaha memasukkan lebih banyak masjid di periode mendatang, sebagai bagian dari arahan strategis membuka area baru untuk investasi wakaf, melalui proyek-proyek berkualitas yang mencapai manfaat sosial dan lingkungan, dengan pengembalian yang memuaskan dan peluang kerja yang menjanjikan bagi pemuda Oman,” lanjutnya.
39 panel surya diketahui dipasang di masjid, bersama dengan sistem pemantauan. Masjid yang tersebar di area seluas 1.827 meter persegi dan dibangun di atas lahan seluas 420 meter persegi ini menerima energi 20 kilowatt dari panel surya. Pihak terkait sedang berupaya untuk sepenuhnya mengurangi konsumsi listrik dari sumber konvensional.
Tahap pertama dari inisiatif Masjid Hijau saat ini sedang berlangsung. Otoritas berupaya mengalihkan masjid ke sumber energi bersih dan terbarukan yang sedang berlangsung di sejumlah tempat ibadah, dengan dimensi yang berbeda. Inisiatif ini sejalan dengan Visi Oman 2040 dan tren global menuju pembangunan gedung hijau.
“Inisiatif ini bekerja untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dengan mengadopsi pendekatan transisi ke ekonomi hijau dalam proyek-proyek pembangunan, dan menggunakan sumber energi alternatif dengan cara yang meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengurangi pengeluaran untuk solusi energi tradisional,” ucapnya.
Pembangunan bangunan hijau atau green building dinilai membuka jalan bagi industri modern berbasis teknologi dan inovasi. Utamanya, karena negara memiliki bahan untuk menciptakan ekonomi berbasis energi alternatif.
Lokasi yang strategis dan iklim yang panas disebut membantu negara tersebut menghasilkan energi matahari dalam jumlah yang melimpah.
Program Masjid Hijau sendiri bertujuan menyediakan energi terbarukan untuk 100 masjid di tahap pertama. Total ditaergetkan ada 300 masjid dalam tiga tahap, dengan investasi total 5 juta rial Oman atau Rp 183,5 miliar.
Pendekatan energi alternatif berasal dari minat Oman mencapai keberlanjutan dalam energi bersih, daripada menggunakan energi berbasis bahan bakar fosil. Di bawah Visi Oman 2040, negara ini bertujuan untuk menghasilkan 30 persen listriknya dari energi surya, pada tahun itu.