IHRAM.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Kamis (14/10) bahwa delegasi Taliban akan mengadakan pertemuan dengan pejabat dari Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet). Hal itu disampaikannya setelah dia sendiri mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan kepemimpinan sementara Afghanistan di ibukota Ankara, Turki.
"Mereka telah meminta kami agar investasi di sana (di Afghanistan) berlanjut. Mereka telah memberi kami informasi tentang masalah yang baru saja saya sebutkan. Sekarang mereka akan bertemu dengan Diyanet dan lembaga kami yang lain," kata Cavusoglu, dilansir di Duvar English, Jumat (15/10).
Delegasi Taliban, yang dipimpin oleh menteri luar negeri Afghanistan Amir Khan Mutttaqi, mengadakan pembicaraan dengan Cavusoglu pada 14 Oktober 2021. Kunjungan itu dilakukan sehari setelah Cavusoglu mengatakan kepada wartawan bahwa dia dan para menteri dari negara lain berencana mengunjungi Kabul untuk melakukan pembicaraan dengan Taliban.
Di jejaring sosial Twitter, warga Turki beramai-ramai mengkritik pertemuan yang akan datang tersebut, dan menanyakan apa yang akan dilakukan Taliban dengan Diyanet.
"Mereka (pejabat pemerintah Turki) mengatakan bahwa teror tidak berdiri di samping Islam. Tetapi (pertemuan) ini menunjukkan sebaliknya, dan secara fisik," kata seorang pengguna media sosial.
"Apa yang akan mereka diskusikan dengan Diyanet, apakah itu? apakah Turki memiliki sesuatu yang bertentangan dengan keyakinan Taliban?" kata pengguna yang lain.
Banyak pengguna media sosial mengingat pernyataan Presiden Recep Tayyip Erdogan sebelumnya bahwa Taliban harus merasa nyaman ketika mengadakan pembicaraan dengan Turki karena Ankara tidak memiliki apapun yang bertentangan dengan keyakinan mereka.
Turki sebagai anggota NATO mempertahankan kedutaan besarnya di Afghanistan setelah negara-negara Barat menarik diri menyusul pengambilalihan Taliban. Turki juga telah meminta negara-negara Barat meningkatkan keterlibatan di Afghanistan.
Pada saat yang sama, Turki mengatakan pihaknya hanya akan bekerja sepenuhnya dengan Taliban jika mereka membentuk pemerintahan yang lebih inklusif. Turki telah bekerja sama dengan Qatar untuk membantu mengoperasikan bandara Kabul dan membukanya kembali untuk perjalanan internasional.