IHRAM.CO.ID, WASHINGTON--Dua puluh tahun yang lalu, orang Amerika hampir tidak pernah memikirkan tetangga Muslim mereka. Namun peristiwa 9/11 membuat dunia Barat lebih banyak memerhatikan Umat Islam. Saat ini bahkan ada asumsi bahwa Muslim ingin menggulingkan pemerintah Amerika. Banyak juga yang tidak memercayainya asumsi atau kekhawatiran itu.
Dilansir dari Religion News Service, sebuah survei dari Emgage dan Dewan Urusan Publik Muslim menyebut, Muslim Amerika banyak yang memilih Joe Biden pada tahun 2020, dengan dukungan 86 persen. Sementara hanya 6 persen yang memilih Donald Trump.
Angka-angka ini seharusnya tidak mengejutkan mereka yang telah mengikuti beberapa komentar negatif Trump tentang Muslim. Larangan perjalanannya yang menargetkan negara-negara Muslim dan lonjakan kejahatan kebencian anti-Muslim di bawah kepemimpinannya membuat citranya buruk bagi Muslim.
Tetapi survei terhadap lebih dari 500 Muslim Amerika juga memberi gambaran di luar pemungutan suara, tentang bagaimana Muslim Amerika memandang pemerintahan Biden dan kebijakan utama dalam dan luar negeri.
Tidak mengherankan bahwa mayoritas Muslim Amerika menginginkan pemerintah memerangi supremasi kulit putih, Islamofobia, dan kekerasan kebencian, yang memiliki konsekuensi negatif langsung bagi Muslim Amerika. Ketertarikan mereka dalam mengatasi ketidaksetaraan dan meningkatkan akses ke perawatan kesehatan, bagaimanapun, lebih berlawanan dengan intuisi untuk kelompok yang dianggap sebagai imigran generasi pertama.
Pendapat Muslim Amerika tentang kebijakan luar negeri AS juga tampaknya cukup jelas, yakni menginginkan pemerintahan Biden memerangi penganiayaan terhadap warga Palestina, Uyghur di China dan Rohingya di Burma. Kekhawatiran ini tidak diragukan lagi mencerminkan kepedulian mereka terhadap sesama Muslim yang memiliki visi Islam global tentang keluarga (ummah).
Tapi asumsi ini juga ternyata terlalu sederhana. Muslim Amerika juga menginginkan AS untuk mengejar hak asasi manusia ketika negara-negara mayoritas Muslim melakukan kekejaman terhadap warga sipil misalnya, Suriah.