Kamis 21 Oct 2021 17:38 WIB

Konjen RI Pertimbangkan Cetak Sertifikat Vaksinasi Umroh

Aplikasi PeduliLindungi belum bisa terkoneksi dengan sistem pengecekan Arab Saudi.

Konjen RI Pertimbangkan Cetak  Sertifikat Vaksinasi Umroh
Foto: AP/Amr Nabil
Konjen RI Pertimbangkan Cetak Sertifikat Vaksinasi Umroh

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Konsulat Jenderal RI di Jeddah mempertimbangkan pencetakan kartu sertifikat vaksinasi untuk calon jamaah umroh. Hal ini mengingat saat ini aplikasi PeduliLindungi belum bisa terkoneksi dengan sistem pengecekan Arab Saudi.

"Ini yang sedang dibahas, salah satu opsinya adalah begitu sertifikat itu sudah ada, kemudian dicetak dan katakanlah dilaminating. Itulah yang akan ditunjukkan kepada para petugas," ujar Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono dalam diskusi virtual yang diikuti dari Jakarta, Kamis (21/10).

Baca Juga

Ia mengatakan saat ini aplikasi PeduliLindungi masih belum bisa terbaca oleh sistem yang dikembangkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Padahal salah satu syarat bisa masuk ke Tanah Suci dengan melampirkan status vaksinasi.

Di samping itu, penggunaan aplikasi PeduliLindungi dikhawatirkan akan membebani calon jamaah umroh. Eko mengatakan segala bentuk kendala harus dipikirkan, seperti tak semua calon jamaah umroh melek gawai, jaringan yang bisa saja bermasalah, dan tak bisa diakses melalui nomor lokal.

Maka salah satu skema yang bisa diambil agar calon jamaah umroh tetap bisa masuk ke Tanah Suci dengan mencetak sertifikat vaksin ketimbang harus membuka lewat aplikasi PeduliLindungi. "Kita sudah coba di lapangan untuk mencocokkan, memastikan barcode yang kita punya di PeduliLindungi bisa dibaca petugas Saudi, tapi sampai sekarang nggak bisa. Tanpa dibaca itu nggak mungkin jamaah bisa masuk Masjidil Haram. Itu sekarang yang sedang kita bahas," kata dia.

Ia mencontohkan jamaah umroh asal Nigeria yang dibekali kartu kuning (Yellow Paper). Dalam kartu tersebut terdapat barcode yang menunjukkan nama, tanggal lahir, gender, hingga status vaksin seseorang.

"Datanya sederhana, nama, tanggal lahir, divaksinasi kapan, vaksinasi pertama, kedua, booster-nya kapan. Itu saja, sangat sederhana tapi fungsional efektif. Jangan kemudian kita canggih-canggih, tapi tidak bisa digunakan, yang paling penting bisa dibaca," kata dia.

Direktur Bina Haji dan Umrah Kementerian Agama Nur Arifin mengatakan saat ini bersama Kemenkes dan PT Telkom telah menyusun strategi agar kendala soal status vaksinasi dapat terselesaikan. "Kami buat keputusan jamaah tidak hanya dibuat aplikasi, tapi setiap jamaah dibuat kartu. Jadi nanti ketika ada pemindaian kartu, dilihat, juga untuk mempermudah jamaah lansia. Terutama orang yang tak terbiasa dengan teknologi, lebih mudah dengan kartu," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement