IHRAM.CO.ID, BENGALURU -- Pemimpin Kongres Veteran dan mantan Menteri Persatuan Urusan Minoritas India, K Rahman Khan, menyerukan Muslim mulai berpikir sebagai mayoritas. Hal ini ia sampaikan setelah meninjau kembali pemikiran pejuang kemerdekaan Maulana Abul Kalam Azad.
Muslim di India disebut berjumlah mencapai 220 juta orang. Populasi besar ini hampir menyamai Indonesia, dan lebih besar dari Bangladesh. Mantan wakil ketua Rajya Sabha ini mengatakan, mengadopsi sikap mayoritas akan membantu komunitas memperkuat dirinya sendiri, dan berkontribusi pada pembangunan bangsa.
“Seperti yang dikatakan Dr B R Ambedkar, keberhasilan demokrasi adalah partisipasi semua masyarakat," kata dia dikutip di New Indian Express, Senin (25/20).
Ia juga menyebut Ambedkar mendapat daya tawar posisi SC/ST ketika pemilih terpisah dihapuskan. Tetapi, mereka kehilangan hak istimewa reservasi politik ketika pemimpin Muslim memilih untuk membagi negara, kecuali Maulana yang menentangnya sepanjang hidupnya.
“Muslim sekarang harus mengadopsi sikap mayoritas dan membuktikan kompetensi mereka,” lanjutnya.
Mengenai Muslim yang mendukung Kongres, pemimpin veteran itu mengklarifikasi komunitas mendukung partai mana pun yang mengikuti etos sekularisme yang diabadikan dalam Konstitusi. Dukungan terhadap Kongres, disebut bukan untuk beberapa skema kesejahteraan yang dibawa, tetapi untuk ideologi sekuler dan inklusifnya.
Terkait pelaksanaan rekomendasi laporan Komite Sachar tentang situasi sosial ekonomi umat Islam, dia mengatakan Komite Kundu yang dia dirikan sebagai menteri urusan minoritas, telah mengungkapkan hanya 45 persen dari target yang ditetapkan tercapai hingga saat UPA-II berkuasa di Pusat.
Tidak ada keraguan jika JDS menerjunkan Muslim di Hanagal dan Sindagi dalam pemungutan suara 30 Oktober, untuk membagi suara Muslim dan membantu BJP.
“JDS mungkin memiliki basis di lima distrik di wilayah Mysuru Lama, tetapi tidak di pan Karnataka. Jika tidak ada calon Muslim, partai bahkan tidak akan mendapatkan 500 suara,” kata dia.