IHRAM.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur berencana menggelar kembali kegiatan Hari Bebas Kendaraan mulai November 2021. Kegiatan akan dilaksanakan dengan menerapkan pembatasan untuk mencegah penularan Covid-19.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Suharto Wardoyo mengatakan pada tahap awal kegiatan Hari Bebas Kendaraan atau Car Free Day (CFD) bakal digelar 7 November 2021 di kawasan Jalan Kembang Jepun.
"Pada kawasan tersebut juga sudah dilakukan asesmen oleh Satgas Covid-19 Surabaya," kata Suharto yang biasa disapa Anang, Kamis (28/10).
Anang menjelaskan kawasan Jalan Kembang Jepun dipilih sebagai lokasi kegiatan Hari Bebas Kendaraan dengan beberapa pertimbangan, di antaranya penyekatan dan pengawasan lebih mudah dilakukan di kawasan tersebut. "Jadi tidak terlalu banyak jalannya, hanya ada dua, sehingga kita siapkan aplikasi PeduliLindungi, dan masyarakat yang masuk area itu harus sudah melaksanakan vaksin dua kali," katanya.
Ia mengatakan pelaksanaan kegiatan Hari Bebas Kendaraan akan dipantau oleh petugas pemerintah, termasuk petugas Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat, Satuan Polisi Pamong Praja, serta aparat kecamatan dan kelurahan. Anang mengatakan pemerintah kota juga mempertimbangkan pelaksanaan kegiatan Hari Bebas Kendaraan di area selain kawasan Jalan Kembang Jepun.
"Kami juga tunggu asesmen dulu apakah CFD juga bisa dilakukan di lokasi lain," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan pemerintah kota tengah mematangkan standar operasional prosedur pelaksanaan kegiatan pada Hari Bebas Kendaraan. "CFD Insya Allah masih dihitung (teknisnya) bersama teman-teman, tapi dengan batasan sehingga tidak dibuka los (bebas)," ujarnya.
Ia mengatakan pelaksanaan kegiatan pada Hari Bebas Kendaraan tentunya harus disesuaikan dengan standar protokol kesehatan. "Misalnya berapa jumlah pengunjung CFD nanti. Terus di ujung-ujung (jalan) ada yang menjaga berapa orang, dan yang penting ada PeduliLindungi saat masuk ke CFD-nya. Itu yang kita lakukan dan kita sedang diskusikan dengan teman-teman. Kita mulai menggerakkan menuju new normal (normal baru), tapi tidak euforia yang berlebihan," katanya.