Kamis 28 Oct 2021 06:07 WIB

Konjen Saudi: Umroh Belum Dibuka untuk Indonesia

Indonesia dan Arab Saudi berupaya mengintegrasikan Peduli Lindungi dan Tawakkalna.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Konjen Saudi: Umroh Belum Dibuka untuk Indonesia
Foto: AP/Amr Nabil
Konjen Saudi: Umroh Belum Dibuka untuk Indonesia

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi yang tergabung dalam Koalisi Haji Umrah melakukan pertemuan dengan Konsul Jenderal (Konjen) Arab Saudi Abdullah Muqed Al Mutiry di Kedutaan Arab Saudi, Jakarta, Rabu (27/10). Asosiasi haji dan umroh tersebut adalah AMPUH, Himpuh, Sapuhi, dan Asphuri.

Sekretaris Jenderal Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah dan Haji (AMPUH), Wawan Suhada mengatakan dalam pertemuan tersebut Konjen Arab Saudi menegaskan umroh belum dibuka untuk jamaah Indonesia.  

Baca Juga

“Konjen menjelaskan sampai saat ini umroh untuk Indonesia belum dibuka, menunggu hasil diskusi intensif antara pemerintah Arab Saudi dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama masing-masing,” ujar Wawan kepada Republika.co.id, Rabu (27/10).

Menurut Wawan, saat ini pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sedang berupaya mengintegrasikan aplikasi Peduli Lindungi dan Tawakkalna. Integrasi ini bertujuan mengendalikan penyebaran Covid-19.

“Permasalahan sinkronisasi data melalui aplikasi Tawakalna dan Peduli Lindungi masih dalam tahap finalisasi melalui berbagai workshop yang dilakukan kedua belah pihak,” ucapnya.

Dia mengatakan, Kedubes Arab Saudi sangat berharap umroh jamaah Indonesia bisa segera dibuka. Karena itu, menurut dia, Kedubes menunggu pengajuan SOP pemberangkatan jamaah umroh melalui asosiasi agar dapat ditelaah dan dievaluasi kemungkinan pelaksanaan di lapangan.

“Tentunya melibatkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama RI sebagai regulator umroh nasional,” katanya.  

Kedubes Arab Saudi berharap asosiasi dapat mengajukan daftar penyedia PCR di Indonesia untuk selanjutnya dilakukan pengecekan kualitas dan verifikasi keabsahan laboratorium oleh Kedubes. Hal ini dalam rangka memastikan agar hasil PCR tersebut valid dan tidak disalahgunakan.  

“Karena hasil PCR sangat berimbas besar kepada penyelenggaraan ibadah umroh dari sebuah negara. Misal, jika ditemukan hasil PCR yang tidak sesuai atau manipulasi hasil PCR, maka tidak menutup kemungkinan pengiriman jamaah dari negara tersebut akan ditutup,” kata Wawan.

Dalam pertenmuan tersebut, menurut Wawan, Kedubes juga memastikan sampai saat ini Arab Saudi hanya menerima empat jenis vaksin tanpa booster, yaitu Pfizer, Moderna, Astra Zenecca, dan vaksin Jhonson & Jhonson.

“Sedangkan untuk Sinovac dan Sinopharm wajib booster satu kali menggunakan empat vaksin yang diakui Saudi tersebut,” kata Wawa.

Wawan menambahkan, para asosiasi yang tergabung dalam Koalisi Haji Umrah sangat berterima kasih kepada Konjen Arab Saudi yang telah menyambut baik kedatangan delegasi. Menurut dia, Koalisi Haji Umrah berharap Kedubes Arab Saudi dapat memfasilitasi keberangkatan perwakilan asosiasi ke Arab Saudi menggunakan visa yang memungkinkan untuk saat ini.

“Kedutaan mempersilakan asosiasi mendaftarkan permintaan tesebut selama mengikuti prosedur kesehatan yang berlaku di Arab Saudi,” jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement