Kamis 28 Oct 2021 17:02 WIB

Kota Cordoba yang Bersejarah bagi Islam, Kristen dan Yahudi

Cordoba merupakan pusat bersejarah karena mempertahankan budaya masa lalu

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Indahnya kota Cordoba dari tepi sungai Al-Wadi al-Kabir, yang dilafalkan orang Spanyol sebagai Guadalquivir.
Foto: Lonelyplanet.com
Indahnya kota Cordoba dari tepi sungai Al-Wadi al-Kabir, yang dilafalkan orang Spanyol sebagai Guadalquivir.

IHRAM.CO.ID, CORDOBA – Peninggalan jejak penyebaran Islam ada di seluruh dunia, salah satunya di kota Cordoba, Spanyol. Cordoba merupakan pusat bersejarah karena mempertahankan budaya masa lalu dari Islam, Kristen, dan Yahudi.

Convivencia atau hidup berdampingan dalam bahasa Spanyol adalah istilah yang sering mengacu pada Spanyol abad pertengahan di mana orang Arab memerintah antara 711 dan 1492 M. Kala itu, Cordoba adalah kota yang erat dengan toleransi dan pengetahuan.

Bangunan kuning, jalan-jalan berbatu yang sempit, dan dinding putih yang dilapisi pot bunga biru merupakan tempat yang indah untuk berlibur. Salah satu masjid yang terkenal dan menjadi ikonik adalah Masjid Katedral. Situs ini masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO yang dibangun pada abad ke-8 oleh Abdul Al-Rahman I. Masjid yang bisa menampung sekitar 40 ribu jamaah ini, memiliki arsitektur unik dan megah yang dilengkapi mihrab yang mewah dihiasi mosaik emas.

Ketika pasukan Katolik mengambil alih kota pada tahun 1236, mereka akhirnya membangun katedral gothic di tengah masjid. Tidak ada tempat lain di dunia yang memiliki struktur yang membingungkan seperti itu, itulah sebabnya beberapa orang percaya interior Masjid Katedral tidak memiliki harmoni visual.

Tur “Jiwa Cordoba” pada malam hari adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi Masjid Katedral. Dengan pencahayaan yang redup nan indah, pengunjung dapat menikmati pemandangan masjid.

Sementara itu, kawasan Yahudi atau Juderia adalah pusat sejarah lain yang bisa dijelajahi. Saat berjalan di Calle de los Judíos pengunjung tidak hanya akan menemukan patung Maimonides yang terkenal, tetapi juga salah satu dari tiga sinagog yang tersisa di seluruh Spanyol. Di dalam sinagoga abad ke-14 ini, prasasti Ibrani dan pola geometris menutupi dindingnya. Di masa lalu, sinagoga juga merupakan rumah sakit dan taman kanak-kanak.

Kota ini penuh dengan patung-patung tokoh yang terkait dengannya, termasuk filsuf Averroes atau Ibnu Rusyd dan Ahli mata Al-Gafequi. Jika memiliki waktu lebih, pengunjung bisa mampir ke bawah tanah Baños del Alcazar Califal, rumah pemandian Arab yang digunakan oleh para khalifah untuk bersosialisasi, memanjakan diri, dan membersihkan diri.

Dilansir Arab News, Kamis (28/10), Cordoba juga memiliki banyak pilihan hidangan kuliner. Casa Qurtubah adalah restoran cantik yang memiliki hidangan Maroko dan Levantine. Untuk suasana ceria, ada restoran La Chiquita de Quini. Sedangkan untuk kenyamanan, El Rincon de Carmen atau Casa Palacio Bandolero adalah pilihan yang tepat.

Selain memiliki kuliner yang beragam, kota ini pun dilengkapi sejumlah museum kecil di sekitar pusat kota. Museum Arkeologi yang didirikan pada abad ke-19, terletak di situs Teater Romawi kuno. Sementara Museo Julio Romero de Torres sangat intim dengan dinding merah tua dan lukisan sensual wanita Spanyol.

Di tempat lain, lebih dari 20 tahun yang lalu, Salma Al-Farouki mendirikan Casa Andalusi yang mendidik pengunjung tentang sejarah panjang kontribusi budaya Arab ke Andalusia. Casa de Las Cabezas adalah museum yang menawan. Terakhir, ada Museo Vivo de Al-Andalus yang menceritakan sejarah Cordoban melalui tampilan miniatur yang detail. Museum yang terakhir terhubung ke area Masjid-Katedral oleh Jembatan Romawi yang panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement