IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD — Amerika Serikat (AS) akan memberikan bantuan kemanusiaan senilai hingga 144 juta dolar untuk Afghanistan. Negara itu hingga saat ini menghadapi krisis, yang dikhawatirkan membuat banyak orang mengalami kelaparan menjelang musim dingin pada akhir tahun ini.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Emily Horne mengatakan bahwa bantuan akan diberikan melalui organisasi independen yang memberi dukungan langsung kepada lebih dari 18,4 juta warga Afghanistan yang rentan. Termasuk bagi pengungsi yang saat ini berada di negara-negara tetangga.
“Mitra kami memberikan perlindungan yang menyelamatkan jiwa, tempat berlindung, dukungan mata pencaharian, perawatan kesehatan penting, bantuan musim dingin, bantuan makanan darurat, air, sanitasi, dan layanan kebersihan dalam menanggapi kebutuhan kemanusiaan yang terus meningkat,” ujar Horne dalam sebuah pernyataan, dilansir Voice of America, Jumat (29/10).
Afghanistan juga menghadapi oleh kekurangan fasilitas perawatan kesehatan, serta iklim kekeringan, dann kekurangan gizi. Hirne mencatat bahwa dana tambahan membawa total bantuan kemanusiaan AS di Afghanistan dan untuk pengungsi di wilayah tersebut menjadi 474 juta dolar pada tahun ini, yang merupakan jumlah bantuan terbesar.
PBB mengatakan lebih dari empat dekade konflik mematikan dan bencana alam berulang telah mengakibatkan krisis pangan yang berkepanjangan di Afghanistan. Kebutuhan kemanusiaan telah tumbuh ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan lebih dari setengah dari perkiraan 40 juta penduduk negara yang dilanda konflik, dengan rekor 22,8 juta orang akan menghadapi kerawanan pangan akut, diperkirakan mulai November.
Diantara orang-orang Afghanistan yang berisiko adalah 3,2 juta anak di bawah usia 5 tahun yang diperkirakan menderita kekurangan gizi akut pada akhir tahun ini.
Pasukan AS menarik diri dari Afghanistan pada Agustus setelah 20 tahun terlibat dalam pertempuran, yang menyebabkan jatuhnya pemerintah Afghanistan ke Taliban.
Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan telah memicu sanksi keuangan di Kabul oleh AS dan negara-negara lain atas masalah hak asasi manusia dan terorisme. Sanksi ini membuat akses kelompok itu ke sekitar 10 miliar dolar AS aset Afghanistan yang sebagian besar disimpan di Federal Reserve AS diblokir, meningkatkan potensi kehancuran ekonomi di negara Asia Selatan itu.