Senin 01 Nov 2021 05:01 WIB

Saudi Luncurkan Inisiatif Dokumentasikan Sejarah Lisan Ardah

Tarian pedang Arab Saudi berusaha dilestarikan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Subarkah
Tarian pedang atau Tarian Ardah trades Arab Saudi.
Foto: Saudi Gazette
Tarian pedang atau Tarian Ardah trades Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Otoritas Pengembangan Gerbang Diriyah (DGDA) mengumumkan sebuah inisiatif mendokumentasikan sejarah lisan Ardah, Ahad (31/10).

Ardah merupakan tarian berkelompok yang terkenal sebagai bagian dari perayaan nasional. Tarian ini kembali ramai dibicarakan seiring dengan meningkatnya popularitas budaya dan warisan Arab Saudi di seluruh dunia, dalam beberapa tahun terakhir.

Sejarah Lisan Ardah Saudi merupakan bagian dari serangkaian inisiatif serupa, yang bertujuan untuk melestarikan sejarah nasional, menghidupkan kembali tarian Saudi yang meriah, mempopulerkan lagu-lagu Ardah dan para penulisnya, serta memperkenalkan seni Saudi kepada orang-orang.

 

Dilansir di Saudi Gazette, Senin (1/11), Ardah adalah seni klasik Saudi yang kaya akan tradisi dan masih menjadi ciri khas Diriyah yang bersejarah. Hari ini, Ardah merupakan kartu pemanggil Saudi yang menggabungkan budaya dan tradisi Kerajaan dalam satu tarian populer.

 

Sebagai bentuk ekspresi kolektif, Ardah berbicara banyak tentang ikatan yang tak terpatahkan antara kepemimpinan dan rakyat.

 

Ditarikan hanya oleh laki-laki di ruang publik, Ardah menjadi manifestasi dari antusiasme mereka yang optimis, utamanya saat mereka menggambarkan kesetiaan dan cinta kepada Raja dan Kerajaan.

 

Awalnya, Ardah dimulai sebagai tarian perang untuk menanamkan semangat di hati para pejuang, tepat sebelum terlibat dalam perang.

 

Tarian pedang adalah cara untuk memamerkan senjata dan keberanian kepada musuh. Namun hari ini, kesenian tersebut menjadi komponen mendasar dari budaya populer Kerajaan.

 

“Ardah melambangkan warisan budaya Saudi yang diilhami oleh kepahlawanan pemersatu dan bapak pendiri Kerajaan,” kata Direktur Riset dan Studi Sejarah di DJBC, Dr Badran Al-Honaihen.

 

Ardah disebut sebagai cara para pejuang mendapatkan semangat sebelum pertempuran. Namun di masa kini, itu menjadi tarian yang ditampilkan untuk acara-acara khusus, seperti perayaan nasional, dan itulah sebabnya penting untuk dilestarikan sebagai sejarah kepentingan anak cucu.

 

Al-Honaihen pun menegaskan kembali komitmen Otoritas untuk pelestarian warisan, budaya, tradisi dan sejarah Kerajaan.

 

Bagian dari komitmen itu adalah dokumentasi sejarah lisan yang mencakup setiap aspek warisan Saudi, melalui inisiatif di berbagai aspek seni populer. Warisan ini didokumentasikan dalam bentuk wawancara audio dan video yang ditranskripsi dan disimpan sebagai catatan penting.

 

 

https://saudigazette.com.sa/article/612985/SAUDI-ARABIA/DGDA-launches-initiative-to-document-oral-history-of-Ardah

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement