Selasa 02 Nov 2021 14:00 WIB

Derita Dokter dan Petugas Medis di Afghanistan

Para dokter menuntut pembayaran gaji yang terlambat di tengah kelangkaan obat-obatan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agung Sasongko
 Dokter Afghanistan berdiri di dalam Istana Darul Aman yang digunakan sebagai fasilitas kesehatan sementara untuk pasien COVID-19 di Kabul, Afghanistan, Sabtu, 18 April 2020.
Foto:

Amerika Serikat (AS) membekukan aset Afghanistan tak lama setelah pengambilalihan, sejalan dengan sanksi internasional, sehingga melumpuhkan sektor perbankan Afghanistan. Organisasi pendanaan internasional yang pernah mendanai 75 persen pengeluaran negara menghentikan pencairan dana, memicu krisis ekonomi di negara yang bergantung pada bantuan itu.

Kesehatan sangat terpengaruh. Wakil Menteri Kesehatan Taliban Abdulbari Umer menyatakan, alokasi Bank Dunia mendanai 2.330 dari 3.800 fasilitas medis Afghanistan, termasuk gaji petugas kesehatan. 

Gaji belum dibayar selama berbulan-bulan sebelum pemerintah runtuh. "Ini adalah tantangan terbesar bagi kami. Ketika kami datang ke sini, tidak ada uang yang tersisa. Tidak ada gaji untuk staf, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar untuk ambulans dan mesin lainnya. Tidak ada obat untuk rumah sakit, kami mencoba menemukan beberapa dari Qatar, Bahrain, Arab Saudi, Pakistan, tetapi itu tidak cukup," kata Umer.

Untuk wilayah Mirbacha Kot saja, dokter belum dibayar dalam lima bulan. Staf yang putus asa terus merawat hingga 400 pasien setiap hari, yang datang dari enam distrik tetangga. Beberapa memiliki keluhan umum atau kondisi jantung. Yang lain membawa bayi yang sakit.

"Apa yang bisa kita lakukan? Jika kami tidak ingin datang ke sini, tidak ada pekerjaan lain untuk kami. Jika ada pekerjaan lain, tidak ada yang bisa membayar kita. Lebih baik tinggal di sini,"" kata Dr. Gul Nazar.

Kekurangan membuat para dokter menyarankan pasien untuk mencari obat di tempat lain dan kembali. Di samping itu, dokter secara rutin dicerca oleh pasien yang marah, sebagian besar tidak mampu membayar obat-obatan yang menyelamatkan jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement