IHRAM.CO.ID, JENEWA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan tentang keadaan darurat nasional yang diberlakukan di Ethiopia.
Sebelumnya, pada Selasa (2/11) waktu setempat, pihak berwenang di Addis Ababa meminta warga untuk bersiap mempertahankan ibu kota ketika milisi dari wilayah utara Tigray mengancam akan memasuki Ethiopia.
"Guterres sangat prihatin dengan eskalasi kekerasan di Ethiopia dan deklarasi keadaan darurat baru-baru ini," ujar juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan seperti dikutip laman Anadolu Agency, Rabu (2/11).
"Stabilitas Ethiopia dan kawasan yang lebih luas dipertaruhkan," ujarnya menambahkan. Guterres, kata dia, mengulangi seruannya untuk segera menghentikan permusuhan.
Sekjen PBB juga menyerukan agar akses kemanusiaan tak terbatas untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa yang mendesak di Ethiopia. "Guterres juga meminta agar dialog nasional yang inklusif untuk menyelesaikan krisis ini dan menciptakan landasan bagi perdamaian dan stabilitas di seluruh negeri," kata Dujarric.
Keadaan darurat terjadi setelah pertemuan luar biasa dewan menteri di tengah meningkatnya bentrokan dengan pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) dan Tentara Pembebasan Oromo-Shene (OLA-shene).
Pemerintah Ethiopia mengumumkan gencatan senjata sepihak pada 29 Juni dan menarik pasukan dari Tigray. Setelah itu pasukan pemberontak meluas ke Amhara dan Afar yang bertetangga.
Menurut PBB, jutaan orang telah mengungsi secara internal karena konflik antara pasukan Tigray dan Pemerintah Ethiopia. PBB pun memperingatkan bencana kemanusiaan.
Selama beberapa pekan terakhir, milisi TPLF telah membuat keuntungan. Mereka merebut wilayah baru dan kota-kota strategis jauh di wilayah Amhara dan Afar.
Sumber: anadolu