Sebelumnya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan selama pidatonya bahwa Singapura akan memperkenalkan undang-undang baru tentang kerukunan ras untuk mendorong moderasi dan toleransi antara kelompok ras yang berbeda.
Singapura mengalami kasus pertama ekstremisme sayap kanan, ketika seorang anak laki-laki Singapura berusia 16 tahun ditahan Desember lalu setelah berencana menyerang Muslim di masjid-masjid. Dia terinspirasi oleh serangan teroris di luar negeri yang dia amati secara online.
"Jika kita tidak mengatasi ini lebih awal dan secara efektif, itu akan perlahan dan diam-diam mengikis kepercayaan yang dibangun selama beberapa generasi," tambahnya.
"Inilah mengapa kerukunan umat beragama dan kohesi sosial harus terus diperkuat dan tidak pernah dianggap remeh."