Senin 08 Nov 2021 16:22 WIB

Karakter Muslim dalam Film: Asing, Menindas, dan Kejam

Karakter Muslim dalam film distereotipkan asing, menindas, dan kejam.

Rep: Mabruroh, Rossi Handayani, Umar Muktar/ Red: Agung Sasongko
Riz Ahmed
Foto:

Dari 41 karakter Muslim utama atau pendukung, menurut riset tersebut, lebih dari setengahnya digambarkan sebagai imigran atau pengungsi, tidak berbicara bahasa Inggris atau dengan aksen dan mengenakan pakaian yang berhubungan dengan Islam.

Film-film tempat mereka tampil biasanya berlatar waktu sejarah dan penghinaan rasial atau agama digunakan untuk melawan mereka. Dari 41 karakter tersebut, 39 persen terbukti sebagai pelaku kekerasan.

Wanita Muslim tidak memiliki penampilan yang lebih baik. Mereka sering direduksi menjadi peran penurut atau dikaitkan dengan pasangan romantis. 

Laporan tersebut juga menunjukkan dari 200 film dan 8.965 karakter hanya satu karakter Muslim yang diidentifikasi sebagai bagian dari komunitas LGBTQ dan satu digambarkan sebagai penyandang disabilitas.

Menanggapi temuan ini, USC Annenberg Inclusion Initiative bekerja sama dengan Pillars Fund untuk membuat The Blueprint for Muslim Inclusion, yang merupakan serangkaian rekomendasi bagi industri hiburan untuk memerangi kurangnya inklusi karakter Muslim.

photo
Aktor Riz Ahmed. - (EPA)

Ahmed juga bekerja sama dengan Pillars Fund untuk menciptakan Persekutuan Artis Pilar untuk materi iklan Muslim yang memberikan hadiah 25 ribu dolar dan dukungan karir kepada rekan-rekan muslim.  

Aktor berusia 38 tahun ini lahir di London dari keluarga Inggris-Pakistan menceritakan bagaimana kurangnya keragaman, yang ia anggap sebagai titik buta (blind spot) dalam budaya.

"Ini tidak mengejutkan, tetapi membuat syok. Ini adalah titik buta yang ada di seluruh budaya kita," kata Ahmed dilansir dari laman Daily Mail pada Rabu (3/11).

"Dan itu mengorbankan nyawa. Negara-negara diserbu, kejahatan kebencian meningkat, hukum disahkan. Jadi di balik itu kita berpikir, 'Apa yang perlu kita ubah?' Dan, sebenarnya, ini tentang memberdayakan orang untuk menceritakan kisah mereka sendiri," lanjut dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement