IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana berharap pengelola kesehatan haji provinsi mendaftarkan diri menjadi tenaga kesehatan haji (TKH) tahun 2022. Budi berharap, panitia rekrutmen petugas kesehatan haji mengutamakan mereka menjadi petugas kesehatan haji.
"Teman-teman provinsi ini diprioritaskan," kata Budi saat memberikan arahan kepada peserta seleksi online dan desk hasil tenaga kesehatan haji Arab Saudi tahun 2022 di Yogyakarta, Selasa (9/11).
Menurutnya, mereka dibutuhkan untuk menjadi koordinator masing-masing tenaga kesehatan haji di Arab Saudi. Untuk itu pengelola dari provinsilah yang diharapkan bisa mengontrol petugas-petugasnya.
"Jadi kami pinginnya ada perwakilan dari masing masing provinsi," ujarnya.
Menurutnya, jika pengelola provinsi ada yang menjadi TKH, maka bisa memudahkan koordinasi antarsesama petugas di daerah provinsinya. Karena, semakin banyak jamaah, semakin banyak yang perlu dikoordinasikan di antara mereka.
"Sehingga nanti beberapa malam sekali atau setiap malam mungkin ada rapat koordinasi. Sehingga ketika ada rapat koordinasi akan lebih mudah," katanya.
Menurut catatan tahun lalu petugas kesehatan haji Indonesia (PKHI) ada 1.827 petugas. Rinciannya 1.521 Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter dan 306 tenaga kesehatan haji petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi.
"Karena bayangin 1.827 petugas kesehatan haji Indonesia itu bukan angka yang sedikit," katanya.
Budi memastikan, tidak mudah mengatur petugas kesehatan haji yang jumlahnya mencapai seribu lebih jika tidak ada seorang koordinator. Untuk itu diharapkan pengelola kesehatan haji provinsi mendaftarkan dirinya.
"Karena dari provinsi lah yang kami harapkan bisa mengontrol petugas-petugasnya," katanya.