IHRAM.CO.ID, RIYADH— Arab Saudi mendukung keputusan Dewan Keamanan PBB untuk memasukkan tiga nama pimpinan Houthi dalam daftar hitam (blacklist), karena dianggap mengancam keamanan, perdamaian dan stabilitas Yaman.
Daftar hitam membuat ketiganya dilarang melakukan perjalanan masuk maupun keluar, seluruh aset global dan senjata mereka juga telah dibekukan.
Adapun sanksi yang dijatuhkan kepada ketiga pimpinan tersebut, Muhammad Abd Al-Karim Al-Ghamari seorang pemimpin pasukan Houthi yang ditugaskan di Marib, Yusuf Al-Madani, dan asisten menteri pertahanan untuk logistik Houthi, Saleh Mesfer Saleh Al-Shaer, diambil berdasarkan konsensus yang dilakukan PBB.
Kementerian luar negeri Kerajaan menyatakan harapan bahwa daftar hitam akan berkontribusi untuk mengakhiri kegiatan milisi Houthi dan para pendukungnya.
Kementerian juga berharap keputusan itu akan menetralisir bahaya yang ditimbulkan oleh milisi, dan menghentikannya agar tidak dipasok dengan rudal, pesawat tak berawak, senjata, dan dana untuk membiayai upaya perangnya yang menargetkan warga sipil dan fasilitas ekonomi di Kerajaan dan Yaman dan mengancam internasional. navigasi dan negara tetangga.
Kementerian juga menegaskan kembali dukungan Kerajaan untuk Yaman dan pemerintah yang sah, dan semua upaya internasional untuk mencapai solusi politik yang komprehensif untuk mengakhiri krisis di Yaman dan meringankan penderitaan rakyatnya.
Sebelumnya, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menjatuhkan sanksi terhadap tiga pejabat Houthi. Mereka dijatuhkan sanksi karena terkait dengan serangan lintas perbatasan dari Yaman ke Arab Saudi.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (10/11), Inggris mengusulkan sanksi karena serangan Houthi ke Arab Saudi telah menewaskan dan melukai warga sipil. Sementara pelanggaran Houthi di kota Marib telah memotong akses bantuan kemanusiaan. Selain itu, mereka juga melibatkan anak-anak dalam medan perang.
Menurut PBB, Al-Ghamari memainkan peran utama dalam mengatur upaya militer Houthi yang secara langsung mengancam perdamaian, keamanan dan stabilitas Yaman, termasuk di Marib.
Dia juga mengatur serangan lintas batas terhadap Arab Saudi. Sementara Al Shaer bertanggung jawab atas logistik, dan membantu Houthi dalam memperoleh senjata, termasuk senjata yang diselundupkan.
"Sebagai Penjaga Yudisial, dia (Al Shaer) terlibat langsung dalam perampasan aset dan entitas yang tersebar luas, dan melanggar hukum milik individu pribadi yang ditahan oleh Houthi atau terpaksa mengungsi ke luar Yaman,” kata PBB, dilansir Aljazirah, Kamis (11/11).
PBB mengatakan, Al-Madani adalah panglima pasukan di Hodeida, Hajjah, Al Mahwit, dan Raymah. Mereka terlibat dalam kegiatan yang mengancam perdamaian, keamanan dan stabilitas Yaman.
Sanksi PBB memerintahkan semua negara untuk segera membekukan aset ketiga pejabat Houthi tersebut. PBB juga memberlakukan larangan perjalanan kepada mereka.
Dengan sanksi tersebut, maka jumlah warga Yaman di bawah sanksi PBB menjadi sembilan orang. Termasuk pemimpin gerakan Houthi, Abdel-Malek al-Houthi, dan mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, yang dilaporkan meninggal pada Desember 2017.
Sumber: arabnews