Selasa 16 Nov 2021 04:05 WIB

Menjembatani Kesenjangan Digital Warga Afghanistan

Menggunakan ponsel adalah satu-satunya cara agar tetap berhubungan dengan keluarga

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Seorang wanita pengungsi internal Afghanistan menunggu untuk menerima bantuan makanan
Foto:

Emily Knox, kepala program di Palang Merah yang membantu migran dengan pelacakan keluarga dan pengungsi mengatakan pekerjaannya selama pandemi telah menyoroti pentingnya mengatasi eksklusi digital.

“Apa yang kami temukan adalah ketika orang terpisah dari orang yang mereka cintai, sangat sulit bagi mereka untuk tetap terhubung,” kata Knox.

"Seseorang berkata kepada kami sebelumnya, 'Secara fisik saya di Inggris', tetapi secara mental mereka bersama orang yang mereka cintai yang terpisah," sambungnya.

 

Kemitraan Palang Merah dengan Tesco dan pengecer lain telah menyediakan 311 kartu SIM dan 126 telepon seluler kepada keluarga Afghanistan yang membutuhkan, termasuk Haji, istrinya, dan tiga anak mereka.

Mereka tiba di Inggris setelah perjalanan yang berbahaya. Setelah terluka dalam ledakan pinggir jalan di Kabul. Mereka bersembunyi selama empat hari dan menaiki salah satu penerbangan terakhir dari Kabul, mengarungi kerumunan besar-besaran di bandara ibu kota pada hari-hari awal pengambilalihan Taliban yang kacau.

Sesampainya di Inggris, mereka diberi bekal dasar oleh organisasi tidak meninggalkan apa-apa selain pakaian di punggung mereka, termasuk kartu SIM.

"Saya sangat bersyukur memilikinya karena itu berarti saya dapat memberi tahu teman dan keluarga saya bahwa saya baik-baik saja dan saya aman,” kata Haji.

Perempuan dan anak-anak Afghanistan, kata organisasi-organisasi ini, memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk diberdayakan secara digital. Kebanyakan orang Afghanistan yang tahu bahasa Inggris adalah laki-laki, kata Kandiah, dari Afghan Welcome.

Knox juga mengatakan Palang Merah telah berfokus pada pemberian telepon seluler kepada wanita Afghanistan. Karena banyak dari wanita Afghanistan yang justru tidak pernah memiliki ponsel sendiri.

“Apa yang kami temukan adalah anggota keluarga perempuan tidak memiliki ponsel mereka sendiri, mereka sedikit lebih terisolasi,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement