IHRAM.CO.ID, NORTH CAROLINA -- Sebuah dokumen yang baru-baru ini diperoleh oleh Perpustakaan Universitas North Carolina AS berkontribusi pada pemahaman para sarjana tentang kehidupan Omar bin Said, seorang sarjana Islam yang diperbudak pada abad ke-19. Omar diculik dari Afrika Barat dan diperbudak di Carolina Utara, AS, yang terkenal dengan tulisan Arabnya.
Naskah yang baru diperoleh dan dibuat pada 1856 itu adalah dokumen yang ditujukan oleh Omar bin Said kepada budaknya, James Owen. Ini berisi anugerah Islam dan dua teks kitab yakni 'the 51st psalm' and 'the Lord’s Prayer'.
Delapan belas contoh dokumen serupa yang ditulis oleh Said saat ini diketahui. Menurut John Blythe, asisten kurator Koleksi North Carolina, barang tersebut adalah yang pertama terungkap setelah bertahun-tahun. Perpustakaan telah mendigitalkan manuskrip, dan sekarang menjadi bagian dari Koleksi Carolina Utara di Perpustakaan Koleksi Khusus Wilson, dan membagikannya secara online.
Dokumen tersebut termasuk notasi oleh orang lain yang telah menanganinya. Menurut Carl Ernst, Profesor Terhormat William R. Kenan Jr. studi agama di College of Arts & Sciences, salah satunya tampaknya adalah Jenderal George McClellan, yang kemudian menjadi terkenal sebagai jenderal Union selama Perang Saudara. McClellan mungkin telah diberikan dokumen di sebuah resor mata air panas yang dikunjungi keluarga Owen.
"Naskah itu menunjukkan bagaimana agama dan rasisme terjalin erat dalam institusi perbudakan di Amerika," kata Ernst, yang akan merilis buku tentang Said berjudul 'I Cannot Write My Life'. Untuk memahami dokumen dan konteks pembuatannya, dibutuhkan pengetahuan tentang kehidupan Said.