Sabtu 20 Nov 2021 00:19 WIB

IHLC: Wisata Halal Bukan Menghalalkan Suatu Destinasi

Wisata halal atau halal tourism tidak berarti mengubah suatu destinasi menjadi halal.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Chairman IHLC Sapta Nirwandar
Foto:

Namun demikian, ia mengaku masih ada beberapa orang yang salah paham tentang wisata halal ini. Hal ini dinilai wajar, mengingat sosialisasi dan literasi yang masih kurang.

Lebih lanjut, ia menyebut layanan halal ini disebut tidak hanya tersedia di Indonesia atau Malaysia, tapi negara-negara sekuler atau dengan mayoritas non-Muslim. Beberapa di antaranya adalah Taiwan, Jepang, London, Prancis dan Korea Selatan.

Sapta pun menceritakan pengalamannya saat bertolak ke Taiwan, dimana hotelnya tidak menggunakan sebutan halal, namun tetap menghargai tamunya yang beragama Islam. Di sana, ia disediakan Alquran, sajadah dan makanan halal dan minuman non-alkohol.

Tren wisata halal ini disebut semakin mengglobal dan meningkat. Hal ini disebabkan ada kebutuhan atau konsumen, sehingga industri berusaha untuk memenuhi hal tersebut.

"Sejak disadari wisata itu tidak lagi jadi basic thing namun lifestyle, kira-kira 10 tahun lalu, wisata halal ini menjadi meningkat," lanjutnya.

 

Pelancong Muslim, lanjut Sapto, semakin disadari menjadi bagian penting dari industri parisiwata. Banyak Muslim dari Timur Tengah maupun Asia, yang jumlah dan pendapatan perkapita negara asal semakin meningkat, bertolak ke negara-negara lain untuk berlibur.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement