IHRAM.CO.ID, LONDON -- Muslimah asal Inggris, Persephone Rizvi memutuskan untuk menjadi mualaf, dan mengakhiri kehidupannya yang biasa menghabiskan akhir pekan dengan berpesta. Dia mengungkapkan bagaimana Islam membantu menyelamatkan hidupnya.
"Akhir pekan adalah tentang berpesta. Kembali pada masa itu, akhir pekan akan berjalan seperti ini: ID siapa yang kita gunakan? Pakaian apa yang saya pakai? Lalu minumannya, lalu siapa yang membawa kita ke kota? Pesta tidak akan berhenti sampai pukul empat atau lima pagi di klub, lalu dilanjutkan ke pesta di rumah, lalu bangun dengan mabuk," kata Rizvi dilansir dari laman BBC Three pada Jumat (19/11).
Dia mengatakan, cara dirinya untuk keluar dari stres adalah dengan mengonsumsi alkohol. Kemudian Rizvi terus berjuang dalam melihat tujuan hidupnya ke depan, dan dia ingin melakukan hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
Lalu sebelum dia pergi belajar ke Universitas, Rizvi bekerja di sebuah call center. Di sana, Rizvi bertemu dengan temannya seorang muslimah, Haleemah.
"Saya melakukan puasa Ramadhan dengannya, dan itu adalah pertama kalinya saya mengenal Islam. Saya tidak berpikir untuk bergabung dengan agama pada saat itu, itu lebih merupakan tantangan pribadi. Ego saya berkata, 'Ini 30 hari puasa, saya bisa melakukannya'. Saat pertama kali puasa saya masih berpesta dan minum-minum, tapi sikap saya mulai berubah. Saya mulai mengalami saat-saat, 'Saya lebih baik dari ini, saya lebih berharga'," kenang Rizvi.
Dia mengungkapkan, bulan suci Ramadhan membuatnya belajar untuk tidak mementingkan diri sendiri dan senantiasa bersyukur. Menurut Rizvi, pengalaman tersebut menjadi kartu utama dirinya menuju keislamannya.