Ahad 21 Nov 2021 05:25 WIB

Haji Djuanda Diabadikan di Masjid At Tanwir Muhammadiyah

Haji Djuanda dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah penggagas NKRI

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Masjid At-Tanwir di Kompleks Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat
Foto: Kementerian BUMN
Masjid At-Tanwir di Kompleks Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Masjid At-Tanwir di kompleks Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta Pusat memiliki ruang pertemuan di lantai lima yang diberi nama Insinyur Haji Djuanda. Hal ini disampaikan Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta saat Peresmian Masjid At-Tanwir dan Gedung Dakwah Muhammadiyah DKI Jakarta pada Sabtu (20/11).

Ketua PWM DKI Jakarta, Sun'an Miskan, menerangkan alasan balai pertemuan di lantai lima Masjid At-Tanwir diberi nama Insinyur Haji Djuanda. Haji Djuanda lulus sekolah teknik atau yang dikenal sekarang sebagai lembaga pendidikan milik penjajah Belanda pada tahun 1933.

Setelah lulus sekolah teknik, Sun'an mengatakan, ada dua tawaran untuk Haji Djuanda. Pertama, menjadi dosen di kampusnya dengan gaji tinggi. Kedua, memilih menjadi guru. Selanjutnya menjadi kepala sekolah di SMA Muhammadiyah Kramat Raya Jakarta.

"Itu beliau (Haji Djuanda) lakukan untuk menjaga semangat nasionalismenya sekaligus panggilan hak dan kewajiban organisasi, karena beliau pada waktu itu adalah sebagai pimpinan Muhammadiyah daerah Tasikmalaya," kata Sun'an saat pidato pada Peresmian Masjid At-Tanwir dan Gedung Dakwah Muhammadiyah DKI Jakarta, Sabtu (20/11).

Ia menegaskan, semua dapat menyaksikan jiwa nasionalisme Haji Djuanda subur dan bergelora. Beliau turut berjuang memerdekakan Indonesia. Pasca merdeka berkali-kali menjadi perdana menteri sampai beliau wafat.

Ia mengatakan, Haji Djuanda diangkat sebagai pahlawan nasional. Beliau juga dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah penggagas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan bapak kemaritiman.

"Gagasan beliau itu sejalan dengan keputusan Muktamar Muhammadiyah pada Juli 2015 di Makassar, bahwa NKRI yang berfalsafah Pancasila itu adalah negara perjanjian di mana kita umat Islam harus di garis depan menjadi saksi sejarah bahwa kitalah yang bisa mengisi sila-sila yang ada di Pancasila itu," ujarnya.

Ia mengingatkan, umat Islam yang dapat membawa Indonesia maju desanya, kotanya dan bahagia warganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement