Senin 22 Nov 2021 13:26 WIB

Novel Muslim Masuk Daftar Penghargaan Sastra Australia

Novel The F Team, terpilih untuk berbagai penghargaan sastra bergengsi Australia

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Novelis Rawah Arja
Foto: About Islam
Novelis Rawah Arja

IHRAM.CO.ID, SYDNEY – Buku yang ditulis oleh guru Muslim di Sydney telah masuk nominasi salah satu penghargaan sastra paling bergengsi di Australia. Rawah Arja mengatakan ia menulis untuk anak laki-laki dan perempuan agar mereka merasa berharga dan penting.

“Meskipun mereka berpikir orang-orang tidak peduli dengan mereka, ada seseorang yang selalu mengawasi mereka. Saya ingin memberi mereka ruang untuk mengatakan bahwa Muslim Arab tidak selalu orang jahat,” kata Arja.

Guru Muslim-Lebanon ini lahir dan besar di Punchbowl, barat daya Sydney. Dia menghabiskan sepuluh tahun di ruang kelas di Sydney Barat mencoba mendorong siswa untuk mengambil buku dan membaca, sebuah upaya yang tidak selalu berhasil.

Tumbuh di Sydney, Arja memiliki perasaan yang sama dengan para siswa yang dia ajar ketika dia seusia mereka karena tidak ada buku yang bisa dipahami. “Saya selalu berpikir sastra hanya untuk orang kulit putih. Saya tidak bisa menjadi bagian darinya. Saya selalu berpikir membaca itu membosankan, tetapi bukan itu. Hanya saja saya tidak dapat menemukan buku untuk saya,” ujar dia.

Dilansir About Islam, Senin (22/11), novel debutnya, The F Team, kini telah terpilih untuk berbagai penghargaan sastra bergengsi Australia, termasuk Penghargaan Sastra Perdana Menteri 2021 yang diumumkan bulan lalu dalam kategori sastra dewasa muda. Pemenang Penghargaan Sastra Perdana Menteri akan diumumkan pada bulan Desember.

Panel juri mengatakan karakter Arja memanusiakan orang-orang dari komunitas terpinggirkan yang tidak banyak terwakili dalam sastra. Ini merupakan bagian penting dari lanskap budaya Australia modern.

Berharap untuk menang, Arja percaya bahwa penghargaan tersebut dapat menginspirasi orang-orang muda lainnya untuk mengikuti jejaknya. “Alasan mengapa saya peduli untuk diakui adalah agar setiap orang kulit berwarna dapat melihat dan berkata, 'Oh, oke, saya benar-benar dapat dinominasikan, karena dia telah dinominasikan sebelumnya,” ucap dia.

Dalam beberapa tahun terakhir, penulis Muslim telah menerbitkan beberapa buku untuk mendukung keragaman dan melawan rasialisme. Pada Juli 2019, pelatih kehidupan Samira Hamana yang bersertifikat dari Edmonton, menerbitkan buku anak pertamanya untuk membantu anak-anak dan orang tua mereka melawan intimidasi. Di tahun yang sama, Hudda Ibrahim dari St Cloud, Minnesota, menulis sebuah buku untuk memberdayakan gadis Muslim dan menormalkan jilbab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement