Senin 22 Nov 2021 18:41 WIB

Pengungsi Asal Afghanistan di Kepri Gelar Aksi Jalan Kaki

Pengungsi Afganistan berada di Indonesia sudah 9 tahun

Sejumlah pencari suaka berusaha menghalangi petugas saat akan ditertibkan di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) / Ilustrasi
Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
Sejumlah pencari suaka berusaha menghalangi petugas saat akan ditertibkan di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) / Ilustrasi

IHRAM.CO.ID, TANJUNG PINANG -- Ratusan pengungsi asal Afghanistan menggelar aksi unjuk rasa sambil berjalan kaki sejauh sekitar 12 km dari Hotel Bhadra, Kabupaten Bintan menuju persimpangan jalan di kawasan Bintan Centre, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Senin (22/11).

Para imigran tersebut berjalan sambil berorasi mendesak pihak Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (The United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) segera memberangkatkan mereka ke negara ketiga. Sebagian dari mereka menggunakan payung, dan menyebarkan selebaran. Mereka juga membawa spanduk dan karton yang bertuliskan tuntutannya.

Aksi para imigran yang dikawal oleh pihak kepolisian itu menjadi tontonan warga. Aksi tersebut juga sempat menimbulkan kemacetan arus lalu lintas kendaraan, terutama di persimpangan jalan saat para imigran menyeberangi jalan.

Para imigran sempat beristirahat sekitar sejam di persimpangan lampu merah di Bintan Centre. Beberapa di antara mereka tetap berorasi hingga mereka berjalan kembali menuju Lapangan Pamedan Tanjungpinang.

Salah seorang pengungsi asal Afghanistan Abdullah Mohammadi mengatakan sekitar 300 orang pengungsi asal Afghanistan mengikuti aksi ini. Para pengungsi menyampaikan aspirasi agar UNHCR segera memberangkatkan mereka ke negara ketiga.

"Kami sudah 9 tahun bersabar menunggu. Kami sudah tidak tahan lagi, kesehatan fisik dan mental kami terganggu," ujarnya.

Ia mengatakan belasan imigran sudah mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. "Rekan-rekan kami lainnya ada yang mencoba bunuh diri. Bantulah kami agar kami dapat hidup normal di negara ketiga," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement