Selasa 23 Nov 2021 03:29 WIB

Mengenal Barkas, 'Rumah Besar' Migran Arab di India

Barkas di Hyderabad, India, adalah rumah bagi populasi asal Arab, terutama dari Yaman

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslim India melakukan shoat Jump/
Foto:

Al Aseeri menyayangkan penurunan bisnis tradisional Barkas. Kakek buyutnya, Salam Bin Abdullah Bin Salam, datang ke Hyderabad dari Al-Aseer di Arab Saudi, berbatasan dengan Yaman. Kakeknya Salam Bin Abdullah Aseeri adalah Subedar Mayor di tentara Nizam, dan ayahnya adalah seorang insinyur.

Dia menyesali hilangnya bisnis tradisional Barkas selama beberapa dekade. “Leluhur kami membangun bisnis buah dan susu dengan kejujuran dan integritas. Tapi generasi muda menyerah prinsip ini dan bisnis pindah ke daerah lain dan ke tangan orang lain. Hari ini Barkas telah kehilangan sifat unik dari bisnis tradisionalnya. Sangat sedikit orang yang membawa produk mereka ke pasar Barkas untuk dilelang.”

Di sisi lain, telah terjadi revolusi pendidikan. Jarang sekali melihat seorang mahasiswa dari daerah itu sekitar tiga dekade lalu. Tapi tidak lagi. "Kami masih mencintai tradisi dan budaya kami. Sebagian besar orang mempertahankan identitas budaya mereka. Orang-orang memakai lungi dan amama (jilbab tradisional Arab), terutama pada hari Jumat," kata Aseeri. 

"Setiap Jumat orang-orang kami mengunjungi kuburan untuk berdoa bagi orang yang mereka cintai yang telah meninggal. Ini diikuti dengan kumpul-kumpul keluarga di mana hidangan Arab seperti Mandi, Qabas, Majboos dan Muzbih dinikmati," katanya.

Al-Aseeri mengatakan bahwa secara bertahap bahasa Arab digantikan oleh bahasa Urdu dan kemudian bahasa Inggris sebagai media pendidikan. Bahasa Arab hanya terbatas pada belajar dan membaca Alquran.

"Sebelumnya ada banyak tekanan pada anak-anak yang belajar dan berbicara dalam bahasa Arab. Itulah mengapa kami masih bisa berbicara dalam bahasa Arab dengan sangat baik. Ada sebuah lembaga bernama Mahad Al-Lughat Al-Arabia untuk mengajar bahasa Arab tetapi sekarang tidak ada lagi dan generasi muda juga kehilangan minat. Pengetahuan mereka tentang bahasa Arab sekarang sebagian besar terbatas pada belajar dan membaca Alquran," kata Aseeri.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement