IHRAM.CO.ID, IBADAN -- Ketua Komunitas Muslim Negara Bagian Oyo, Alhaji Kunle Sanni, mengatakan bahwa masyarakat tengah merencanakan tindakan hukum terkait penggunaan Jilbab di sekolah-sekolah umum di negara bagian tersebut.
Sanni menyatakan hal ini pada Ahad (21/11), di Ibadan selama pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Komunitas Muslim Negara Bagian Oyo dengan tema "Unity of Muslims in Oyo state: An inevitable option".
Dia berbicara dengan latar belakang kasus dugaan pelecehan terhadap gadis dan wanita Muslim yang mengenakan jilbab di sekolah dasar, menengah dan lembaga pendidikan tinggi di nelgara bagian. Sanni mengatakan, gagasan untuk melarang siswa Muslim menggunakan jilbab di sekolah negeri dengan alasan bahwa mereka adalah sekolah Kristen tidak akan ditoleransi lagi.
Sanni mengatakan, masyarakat telah menyimpulkan rencana ke pengadilan untuk mencari tindakan hukum atas masalah tersebut. Mereka ingin memecahkan masalah penggunaan jilbab di sekolah.
"Apa yang dikatakan pasal 32 (2) dari konstitusi adalah bahwa seorang Muslim tidak hanya berhak atas kebebasan beragama tetapi juga kebebasan untuk menjalankan agamanya. Penggunaan hijab adalah manifestasi Islam," kata Sanni dilansir dari laman Pmnewsnigeria, pada Selasa (23/11).
Dia mengatakan, tidak ada komunitas Muslim negara yang kalah dalam kasus penggunaan hijab karena konstitusi sudah jelas tentang hal itu. "Ketika teman saya Christopher Alao-Akala menjadi Gubernur, beberapa guru Muslim mulai menggunakan Niqab di Kishi dan mereka dipecat, tetapi mereka pergi ke pengadilan," kata dia.
"Hakim Kristen tidak hanya memutuskan bahwa guru berhak mengenakan Niqab mereka sebagai hak agama mereka, tetapi dia juga mengatakan tunggakan gaji tiga tahun mereka harus dibayar," lanjutnya.
"Insya Allah kami akan kembali ke pengadilan karena kami ingin hijab untuk semua wanita di Negara Bagian Oyo," kata Sanni.
Sementara Ketua Komunitas Muslim Ibadan, Chief Bayo Oyero mengatakan, persatuan umat Islam adalah instrumen terpenting dan nyata untuk pembangunan yang dibutuhkan umat Islam saat ini.
"Muslim yang berkuasa menggunakan Islam untuk memelihara ambisi politik mereka sendiri dan memberdayakan diri mereka sendiri," kata Oyero.
Dia mengatakan, sudah saatnya masyarakat menempatkan agenda pembangunan untuk memajukan perjuangan umat Islam.