Jumat 26 Nov 2021 02:03 WIB

Prancis Kecam Pertemuan Pemuda Muslim di Komisi Uni Eropa

Dua menteri Prancis mengecam pertemuan pemuda Muslim dengan Komisi Eropa

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslim Prancis serukan stop Islamofobia
Foto:

"Alih-alih mencoba untuk meloloskan kebijakan yang efektif untuk mendukung komunitas lokal dalam pemulihan dari pandemi yang menghancurkan ini," kata FEMYSO dalam sebuah pernyataan, dilansir dari TRT World, Kamis (25/11).

Awal bulan ini, Dewan Eropa, sebuah badan hak asasi manusia pan-Eropa yang terpisah dari UE, menarik diri dari kampanye yang berusaha menarik perhatian pada diskriminasi anti-hijab setelah Prancis menyebutnya sangat mengejutkan.

Sekretaris Negara Prancis untuk Pemuda, Sarah El Hairy menyebut kampanye jilbab positif sebagai kebalikan dari nilai-nilai yang diperjuangkan Prancis. Prancis menyatakan ketidaksetujuannya yang sangat kuat terhadap kampanye tersebut, itulah sebabnya kampanye itu ditarik.

FEMYSO, yang telah bekerja sama dengan Dewan Eropa dalam kampanye itu, menyerang sikap "munafik" Prancis dan menyebut "standar gandanya dalam hal topik hak asasi manusia dengan mempromosikan kebebasan hanya untuk beberapa dan terutama bukan komunitas Muslim."

Presiden organisasi Hande Taner mengatakan, serangan terbaru Prancis terhadap FEMYSO seharusnya tidak dilihat dalam ruang hampa. "Dengan pemilihan mendatang di Prancis, kami melihat serangan yang tidak dapat dibenarkan ini sebagai tidak lebih dari metode untuk melegitimasi kredensial sayap kanan dari individu-individu ini untuk menenangkan ideolog sayap kanan rasis yang berniat memecah belah masyarakat kita," kata Taner.

"Penargetan FEMYSO tidak kurang dari kontribusi aktif terhadap menyusutnya ruang sipil serta serangan terhadap pembela hak asasi manusia," tambah pernyataan itu.

Awal tahun ini, menteri dalam negeri sayap kanan Prancis, Gerald Darmanin, mengumumkan di Twitter bahwa dia menentang penerbit Muslim karena diduga menjual buku-buku yang mempromosikan sejarah Islam tentang tokoh-tokoh kunci Muslim yang berjuang atas nama agama.

Pada Desember 2020, Menteri Dalam Negeri Prancis sayap kanan Gerald Darmanin membubarkan Collective Against Islamophobia in France (CCIF) dengan alasan bahwa pekerjaannya, memerangi Islamofobia yang meluas di negara itu, merupakan ancaman bagi negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement