Jumat 26 Nov 2021 16:10 WIB

Israel Rekomendasikan Kunjungan Sekolah ke Al Aqsa

Israel rekomendasikan agar ajaran tentang sejarah Yahudi di kompleks Masjid Al Aqsa

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
 Polisi Israel melakukan manuver melalui kompleks Masjid Al Aqsa setelah shalat Jumat untuk membersihkan protes merayakan enam tahanan Palestina yang keluar dari Penjara Gilboa, di Kota Tua Yerusalem, Jumat, Jumat (10/9).
Foto:

Pada Oktober lalu, pengadilan Israel memutuskan bahwa do'a Yahudi di Masjid al Aqsha tidak dapat dianggap sebagai tindakan kriminal jika tetap dilakukan dengan diam, karena tidak akan melanggar instruksi polisi. Meskipun, hal itu melanggar ketentuan perjanjian dengan Yordania, yang merupakan penjaga/wali situs suci umat Islam di Yerusalem Timur.

Sebuah gerakan Yahudi sayap kanan yang berkembang telah menyerukan agar Israel mengambil kendali penuh atas al Aqsa, dengan alasan bahwa situs itu harus menjadi situs suci khusus Yahudi.

Sementara para aktivis sayap kanan telah berulang kali menyerbu kompleks al Aqsa. Hal itu telah memicu kekhawatiran jika pemerintah Israel akan memperkuat kendalinya atas situs tersuci ketiga dalam Islam tersebut.

Seorang menteri Israel pada Senin (22/11) bahkan menyerukan agar detektor logam di gerbang masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur kembali dipasang. Intruksi ini keluar setelah seorang warga Palestina dan seorang warga Israel dari Afrika Selatan tewas dalam insiden penembakan pada Ahad (21/11).

Menteri Komunikasi Israel, Yoaz Hendel mengatakan bahwa Israel harus memastikan bahwa tidak ada orang bersenjata yang memasuki Yerusalem. "Soal metal detector harus dikaji ulang. Kami sudah menyerah pada ini di masa lalu dan tidak mungkin untuk menyerah di masa depan," katanya dilansir dari Middle East Eye, Selasa (23/11).

Israel memasang detektor logam pada musim panas 2017 di gerbang lapangan terbuka Haram al-Sharif, yang dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount. Tetapi langkah itu dikecam oleh orang-orang Palestina, yang pada saat itu menolak memasuki kompleks itu melalui penghalang Israel sebagai protes.

Tindakan itu dilakukan setelah tiga warga Palestina Israel, dari kota Oum al-Fahm, menembak dua penjaga keamanan Israel di dekat gerbang Al-Aqsa pada Juli 2017.

Israel harus melepas detektor logam di tengah meningkatnya protes di Yerusalem dan peringatan dari intelijen Israel tentang eskalasi di Tepi Barat yang diduduki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement