IHRAM.CO.ID, JAKART -- Masjid Qingjing atau yang dikenal sebagai Masjid Ashab terletak di Jalan Tumen, Kota Quanzhou, Provinsi Fujian, Cina. Sejarahnya merentang sejak zaman Dinasti Song (960-1279).
Adanya rumah ibadah ini menandakan betapa strategisnya Quanzhou sebagai salah satu kota pelabuhan utama di Cina tenggara. Berabad-abad silam, para pelaut Arab singgah dan berniaga di sana.Di antara mereka juga menetap, sehingga ikut menyebarluaskan agama Islam di sana.
Masjid Qingjing merupakan salah satu dari masjid utama di sepanjang pesisir yang menghadap Laut Cina Selatan. Pada masa Dinasti Song, penguasa setempat memang banyak berinteraksi dengan para pedagang Arab. Oleh karena itu, kaisar Cina waktu itu membolehkan mereka untuk men dirikan permukiman dan tempat ibadah. Masjid Qingjing mencerminkan kuatnya jalinan persahabatan antara Cina zaman itu dengan bangsa Arab.
Corak arsitektur Masjid Qingjing mengikuti masjid-masjid pada umumnya di Damaskus, Suriah. Pendirian masjid tersebut tuntas dikerjakan pada awal abad ke11 atau sekitar 1009. Bangunan utamanya menempati area seluas 2.500 meter persegi. Hingga saat ini, Masjid Qingjing menjadi masjid bergaya Arab tertua di seluruh Negeri Tirai Bambu.
Kompleks Masjid Qingjing terdiri atas bangunan utama, gerbang, serta dua aula bernama Fengtian dan Mingshan. Rumah ibadah ini menghadap ke arah selatan, sejalan dengan datangnya para saudagar Arab yang berlabuh di Quanzhou. Tembok masjid tersebut berbahan dasar granit hijau dan granit pu tih. Gerbangnya memiliki empat lengkungan yang indah.
Banyak kubah gerbang diukir dengan gambar teratai yang tampak menggantung. Bentuk ini melambangkan besarnya penghormatan terhadap kesucian dan kemurnian rumah ibadah dalam budaya Cina. Setiap ukiran bunga teratai itu dikelilingi jejaring liernes.