IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Divisi Pengelolaan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Nurul Huda menyampaikan, BWI berfokus melakukan sinergi dengan berbagai pihak dalam mengembangkan aset wakaf sehingga menjadi produktif. Dia mengatakan, ketika BWI memperoleh aset wakaf yang tidak produktif, tentu ditemukan cara agar aset tersebut dapat menjadi produktif.
"Kalau aset produktif, manfaat terhadap mauquf alaih atau penerima manfaat dari harta benda wakaf itu menjadi sangat tinggi nantinya," tutur dia kepada Republika.co.id, Kamis (2/12).
Huda menjelaskan, BWI telah menginisiasi kerja sama antara satu nadzir dengan nadzir lainnya agar sebuah aset wakaf memiliki produktifitas yang tinggi. Salah satu contohnya ialah pengembangan aset wakaf berupa tanah di Serang, Banten.
BWI menjalin kerja sama dengan Dompet Dhuafa untuk mendirikan rumah sakit di atas tanah wakaf, yang kini dikenal dengan Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi. "Sekarang sudah sangat luar biasa manfaatnya. Pasiennya dari dari seluruh wilayah Indonesia," terangnya.
Sinergi lain yang dilakukan BWI, lanjut Nurul, yaitu bekerja sama dengan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB yang difasilitasi Badan Pengelola Keuangan Haji untuk pembangunan Rumah Sakit Salman JIH Bandung. Rumah sakit ini berdiri di atas tanah wakaf seluas 16.400 meter persegi di Soreang Kabupaten Bandung. "Sekali lagi, skema kita adalah sinergi untuk mengoptimalkan aset-aset wakaf yang tidak produktif," paparnya.