Kamis 02 Dec 2021 17:49 WIB

Bias Pemberitaan Media Inggris Terhadap Muslim

Sebagian besar liputan tentang Muslim dan Islam atau keduanya, bernada negatif.

Rep: Zahrotul Oktaviani / Alkhaledi kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Lomba jurnalistik (ilustrasi)
Foto:

Tiga penyedia berita teratas yang paling mungkin menerbitkan artikel negatif tentang Muslim adalah agensi AFP, Reuters dan The Associated Press. Mereka berargumen, media-media ini telah mengatur pembingkaian Muslim dan Islam dalam pelaporan berita.

Lebih lanjut, laporan studi ini menuduh publikasi di sebelah kanan secara politis semakin menunjukkan kiasan sayap kanannya. Komentator di sebelah kanan terus menerus mencela Muslim sebagai ancaman eksistensial ke Inggris dan dunia yang lebih luas.

“Laporan terbaru ini tidak berusaha untuk menyalahkan surat kabar atau penyiar mana pun, atau pada jurnalis atau reporter individu mana pun," kata Direktur Pusat Pemantauan Media MCB, Rizwana Hamid.

CFMM tetap berkomitmen pada media bebas yang melaporkan tanpa rasa takut, atau mendukung dan meminta pertanggungjawaban mereka yang memegang kekuasaan.

Namun, ia menyebut sudah waktunya bagi industri untuk mengakui, kadang-kadang bahkan terlalu sering ketika menyangkut Muslim dan Islam, hal yang ditampilkam itu salah.

"Profesional media harus menyambut pengawasan ini, dan menerapkan rekomendasi ini untuk meningkatkan standar jurnalistik," lanjut dia.

Penulis laporan, Faisal Hanif, menyatakan meskipun Muslim maupun Islam tidak boleh kebal dari kritik atau penyelidikan jika diperlukan, namun ia berharap hal ini dilakukan secara adil dan hati-hati, tanpa menggunakan kiasan dan generalisasi yang sudah usang.

"Studi ini berharga, baik bagi komunitas akademik, terlebih lagi bagi ruang redaksi dan jurnalis. Dalam beberapa hal, ini akan meningkatkan pelaporan dan peliputan Muslim dan keyakinan mereka di tahun-tahun mendatang," ucapnya.

Di akhir laporan, para peneliti membagikan sejumlah rekomendasi untuk meningkatkan pelaporan. Salah satunya, menghindari menghubungkan kepercayaan Muslim biasa dengan kejahatan, terorisme, atau ekstremisme, kecuali ada alasan khusus yang dapat dibenarkan untuk melakukannya.

Mereka juga merekomendasikan untuk menyediakan platform bagi perspektif Muslim yang lebih luas, serta menghindari suara Muslim yang tidak representatif. Keterwakilan Muslim dalam peran editorial disebut bisa ditingkatkan.

Selanajutnya, mereka menawarkan adanya pelatihan dan mendorong reporter untuk waspada terhadap segala kemungkinan bias, mempublikasikan koreksi dengan bobot yang sama dengan laporan aslinya, serta sangat berhati-hati dengan terminologi, terutama kata “Islamisme”.

Media diminta menghindari merujuk pada Muslim atau Islam, kecuali mereka benar-benar relevan dengan cerita. Jurnalis dan editor disebut perlu dilatih untuk mewaspadai kiasan rasis dan teori konspirasi, serta menghindari menggunakan gambar umum Muslim ketika berisiko memperkuat stereotip.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement