Namun, karena konflik bertahun-tahun dan salah mengurus keuangan, negara kaya minyak itu tidak menunjukkan minat yang jelas pada arkeologi selama beberapa tahun terakhir.
"Alokasi keuangan yang malu-malu untuk sektor ini telah melemahkan misi penelitian dan eksplorasi Irak selama tahun-tahun sebelumnya," kata seorang peneliti arkeologi Irak, Hassan al-Salami.
Periode mendatang ini akan menyaksikan penemuan landmark arkeologi penting di Dhi Qar, terutama dengan kehadiran misi dan kerja sama mereka dengan departemen barang antik kegubernuran.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran berita lokal, kepala departemen barang antik Dhi Qar, Amar Abdel Razaaq, meminta pemerintah berikutnya untuk menjadikan kegubernuran itu sebagai ibu kota arkeologi Irak. "Jumlah wisatawan asing dan lokal untuk musim ini meningkat dua kali lipat dan ini merupakan peluang untuk dimanfaatkan," kata Razaaq.