Jadi, tidak ada yang harus mengklaim pengetahuan yang pasti seperti itu tentang apa yang terjadi di masa depan. Namun tidaklah salah untuk memprediksi cuaca atau mengatakan sesuatu berdasarkan pengalaman kita tentang hukum alam seperti yang kita ketahui dari pengalaman kita.
Allah memberi tahu kita dalam Alqur'an bahwa alam semesta berfungsi berdasarkan hukum, dan ini tidak berubah atau berubah secara tidak menentu.
Ketika putra Nabi Muhammad Ibrahim meninggal, orang-orang mengatakan itu karena kematian Ibrahim. Nabi (saw) mengoreksi mereka dengan mengatakan : “Matahari dan bulan adalah tanda-tanda Allah; mereka tidak mengalami gerhana atau menghilang karena kelahiran atau kematian seseorang.” (HR Muslim)
Jadi memprediksi cuaca atau membicarakan apa yang mungkin terjadi berdasarkan membaca tanda-tanda alam tidak termasuk dalam kategori meramal yang dilarang. Nabi sendiri membuat pernyataan serupa tentang datangnya hujan berdasarkan pengamatan tersebut.
Jadi, misalkan seseorang membuat pernyataan tanpa mengklaim pengetahuan pasti tentang masa depan yang tidak haram. Akan tetapi, dalam kasus itu, tidak seorang pun boleh membuat pernyataan yang murni berdasarkan dugaan atau spekulasi tanpa pengamatan pola-pola alam yang berdasarkan bukti.n Ratna Ajeng Tejomukti