IHRAM.CO.ID, GAZA – Dalam beberapa bulan terakhir, warga Palestina telah membentuk sejumlah inisiatif lingkungan yang bertujuan untuk mendaur ulang limbah dan mengubahnya menjadi produk ramah lingkungan. Upaya ini dilakukan untuk terus menjaga lingkungan karena wilayah Palestina menderita krisis limbah akut.
Menurut laporan Biro Pusat Statistik Palestina tahun 2018, rata-rata sampah rumah tangga mencapai 2.551 ton per hari yang terdiri dari 1.835 ton di Tepi Barat dan 716 di Jalur Gaza. Dari angka tersebut, 80 persen sampahnya organik dan 20 persennya padat.
Salah seorang warga Palestina yang mendaur ulang sampah adalah Ayman Abed Rabu. Pria berusia 46 tahun dari kota Nablus itu menyesali banyak sampah yang tersebar di Tepi Barat. Sampah tersebut kata dia berdampak pada pencemaran lingkungan.
Abed Rabu mengumpulkan sampah dari jalanan dan mendaur ulangnya. Upaya ini dinilai sangat berharga dalam membantu menjaga lingkungan. Awalnya, Abed Rabu hanya mendaur ulang sampah padat. Tugas pertamanya adalah menemukan plastik yang bisa ia sulap menjadi boneka.
“Setelah selesai, saya memberikan produk daur ulang saya kepada istri saya. Dia memuji pekerjaan saya. Itu adalah dukungan yang besar dan mendorong saya untuk melanjutkan inisiatif ini,” kata Abed Rabu.
Untuk menyebarkan inisiatifnya, pria itu mengundang tetangganya dan mengajari mereka cara mendaur ulang sampah rumah tangga dan mengubahnya menjadi barang berharga. Di antara tetangga Abed Rabu, yaitu Heba Aram. Dia berhasil mengubah sampah menjadi antic, vas, dan boneka bayi.
“Ini tidak sulit. Kami hanya membutuhkan alat-alat sederhana dan kebanyakan tersedia di rumah kami, seperti gunting, perekat, karton atau cat air jika kami ingin membuat patung-patung,” ujar dia.
Namun, inisiatif Abed Rabu tidak berhenti di situ. Pria yang sehari-harinya bekerja di Kementerian Lingkungan Hidup Palestina telah mulai mengadakan ratusan lokakarya yang bertujuan untuk mengajarkan daur ulang kepada anak muda Palestina. “Kita harus berinvestasi pada generasi baru dan pastikan mereka tertarik untuk menjaga lingkungan kita tetap bersih, sehat, dan aman,” ucap dia.
Dia mengajari siswa dan guru cara mendaur ulang ban mobil yang rusak dan mengubahnya menjadi furnitur untuk halaman sekolah atau bahkan mendaur ulangnya menjadi pot untuk pertanian. Selain Abed Rabu, pasangan lain juga memiliki inisiatif sama untuk menjaga Bumi. Huda Thabit dan Salem memiliki semangat untuk terus menerapkan prinsip daur ulang sampah.