Selain itu, perlu optimalisasi atas apa yang dilakukan Lazismu, termasuk dalam memobilisasi sumber daya dan ZIS itu sendiri. Yang mana, diperlukan kerja-kerja amanah, transparan, professional dan meluas jangkauan. Ini jadi langkah penting.
Khususnya, untuk membawa Lazismu kokoh sebagai institusi ZIS di Muhammadiyah dan proses yang sudah dibangun akan berkelanjutan. Serta, bekerja sama lembaga lain di persyarikatan, termasuk Aisyiyah, jadi pemecah masalah problematika sosial.
"Maka, perlu ada pemetaan program yang bisa memecahkan permasalahan itu, lebih-lebih pada masa pandemi, di mana ada peningkatan kemiskinan dan lainnya," ujar Haedar.
Terkait ini, Haedar menegaskan pentingnya pemetaan dan prioritas karena dalam situasi sekarang ini banyak yang berkaitan dengan Lazismu. Salah satunya yang sedang terjadi yaitu bencana alam dan menimpa beberapa daerah di Indonesia.
"Sinergi Lazismu dan lembaga lain di Muhammadiyah penting dilakukan karena jika tidak, Lazismu memikul beban terlalu berat. Bagaimana memetakan Lazismu sebagai lembaga yang mampu efektif efisien dan tepat sasaran, khususnya untuk kedhuafaan," kata Haedar.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
