IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan, peran Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) sangat diperlukan terutama dalam pengembangan manasik kesehatan haji.
"Silahkan saran dan rekomendasi dari Perdokhi disampaikan ke Puskeshaji, baik melalui WA (WhatsApp) atau tertulis," kata Budi dalam kegiatan Temu Ilmiah Nasional Perdokhi Tahun 2021 yang diselenggarakan secara online, Sabtu (11/12).
Budi menuturkan peran Perdokhi dalam manasik kesehatan haji antara lain mengedukasi jamaah dalam mengenali dan mencegah risiko kesehatan dikaitkan dengan aktivitas ibadah haji; edukasi petugas kesehatan dalam pencegahan dan penanganan kesehatan jemaah haji; penelitian dan pengembangan kedokteran haji; dan memberikan saran dan rekomendasi
Budi menjelaskan program utama Pusat Kesehatan Haji tentang manasik kesehatan haji masih memerlukan saran dan masukan dari semua pihak, terutama para dokter. Budi menegaskan program manasik kesehatan haji ini dibuat sebagai bentuk respon masih minimnya pemahaman kesehatan yang dimiliki calon jamaah haji.
“Mengapa diperlukan manasik kesehatan Haji? Karena 34 persen jamaah haji adalah lansia, 48 persen pendidikannya adalah SLTA ke bawah, 68,01 persen dengan risiko tinggi kesehatan," katanya.
Minimnya kesadaran tentang kesehatan, membuat jamaah haji banyak yang sakit bahkan tak sedikit jamaah meninggal dunia saat menjalankan ibadah di Arab Saudi. Oleh karena itu, ia berharap program manasik kesehatan haji bisa meminimalisasi masalah-masalah tersebut.
"Pada tahun 2019 sebanyak 6094 jamaah dirawat, sebanyak 453 orang wafat, karena pembinaan kesehatan belum terstruktur, sistematis dan masif," katanya.