Selasa 14 Dec 2021 11:25 WIB

Bantu Anak-Anak Pahami Muslim, Selandia Baru Rilis Cerita Bergambar

Selandia Baru memperkenalkan buku cerita bergambar untuk mendukung komunitas muslim

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Buku cerita bergambar
Foto: About Islam
Buku cerita bergambar

IHRAM.CO.ID,  WELLINGTON -- Pemerintah Selandia Baru berupaya mempromosikan persatuan, keragaman dan inklusi pada masyarakatnya. Melalui Kementerian Pendidikan, pemerintah memperkenalkan serangkaian buku cerita bergambar, untuk mendukung dan merayakan komunitas Muslim di negara itu.

Kisah-kisah ini diproduksi bekerja sama dengan Dewan Perempuan Islam (IWCNZ). Cerita yang ditampilkan menunjukkan keragaman dan kekayaan budaya yang berbeda, sambil menyoroti kebutuhan manusia akan cinta dan rasa memiliki.

Baca Juga

Salah satu buku, 'Aya and the Butterfly', akan dibuat dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris. Ini merupakan proyek pertama dari Kementerian Pendidikan, yang menerbitkan buku dalam bahasa Arab.

"Kementerian berupaya membantu anak-anak muda Muslim untuk melihat diri mereka dalam literatur semacam ini," kata juru bicara Dewan Perempuan Islam, Anjum Rahman, dikutip di About Islam, Selasa (14/12).

Keputusan itu muncul lebih dari setahun, setelah Komisi Penyelidikan Kerajaan menyelidiki serangan teroris di masjid Christchurch. Beberapa cerita, seperti Aya and the Butterfly, Welcome Home, Open Day di Masjid, dan Ko Wai Au? (Siapa saya?), disebut sekarang tersedia di situs web Kurikulum Daring Selandia Baru.

“Cerita kami adalah serangkaian buku cerita bergambar yang telah dikembangkan untuk mendukung, mencerminkan, dan merayakan komunitas Muslim Kiwi di Aotearoa Selandia Baru. Ini juga salah satu cara bagi non-Muslim Kiwi untuk belajar tentang orang lain, sehingga mereka tidak lagi asing,” tulis situs web New Zealand Curriculum Online.

Adapun ide untuk serial ini diangkat oleh Dr. Maysoon Salama dari Dewan Wanita Islam Selandia Baru dan Kementerian Pendidikan, setelah peristiwa mengerikan di Christchurch pada Maret 2019. Tujuannya, untuk mendukung kesejahteraan dan inklusi, ketahanan dan pemahaman bagi komunitas dan umat Islam di Aotearoa.

Rahman mencatat, salah satu cerita akan menunjukkan kepada orang-orang di sekitar apa yang ada di dalam masjid dan kenyataan bahwa masjid dapat dirayakan oleh masyarakat luas.

“Yang menarik dari buku-buku ini adalah mereka didasarkan pada komunitas Muslim Auckland, White Castle dan Christchurch,” lanjutnya.

Dua tahun telah berlalu sejak pembantaian mengerikan terhadap 51 Muslim di Christchurch Selandia Baru yang mengguncang dunia. Christchurch adalah kota terbesar di Pulau Selatan Selandia Baru dan pusat Wilayah Canterbury.

Wilayah ini juga merupakan rumah bagi 404.500 penduduk, menjadikannya kota terpadat ke-3 di Selandia Baru setelah Auckland dan Wellington.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement