Sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus lalu, krisis di Afghanistan kian memburuk. Hal itu turut dipengaruhi keputusan AS membekukan aset asing Afghanistan senilai sekitar 9 miliar dolar. Pasca Taliban berkuasa kembali, Bank Dunia juga menghentikan bantuannya ke Afghanistan. Bulan lalu, Program Pembangunan PBB (UNDP) memperingatkan bahwa sektor perbankan Afghanistan berisiko runtuh. Hal itu dipicu memburuknya likuiditas dan peningkatan pinjaman bermasalah.
Advertisement