IHRAM.CO.ID, RIYADH—Riyadh Season telah mendorong naiknya tingkat hunian hotel di ibu kota, yang selama pendemi mengalami pemerosotan drastis. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan di surat kabar Riyadh, tingkat hunian naik hingga 90 persen pada Oktober dan November. Laporan itu juga menerangkan bahwa beberapa hotel di Riyadh juga memiliki tingkat hunian lebih dari 100 persen selama periode yang sama.
Peningkatan pariwisata Saudi juga dikaitkan dengan berbagai pilihan visa turis yang tersedia bagi warga negara dari 49 negara. Riyadh Season dan sistem e-visa turis Saudi telah membantu memacu pertumbuhan pemesanan hotel dan bisnis restoran di ibu kota.
CEO Otoritas Pariwisata Saudi Fahd Hamidaddin pada Mei awal tahun ini mengatakan kuartal keempat tahun ini bisa menjadi titik balik bagi industri pariwisata Arab Saudi. Arab Saudi telah membuka kantor pariwisata internasional di negara-negara besar termasuk China dan Rusia, dan menargetkan 28 pasar dalam dorongan pemasaran global.
Arab Saudi membuka diri untuk pariwisata internasional pada September 2019 dan sejak itu mengumumkan sejumlah megaproyek untuk menarik pengunjung, termasuk dana $ 530 juta (Rp 7,6 triliun) untuk mengembangkan tujuan utama di seluruh Kerajaan. Riyadh bertujuan untuk meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto dari 3 persen menjadi 10 persen, dalam upaya untuk memodernisasi ekonominya dan menjauhi ketergantungan minyak.
Perusahaan riset pasar Euromonitor International memperkirakan pada bulan Maret bahwa pengeluaran pariwisata masuk di Arab Saudi akan mencapai $25,3 miliar (Rp 364 triliun) pada tahun 2025, pulih dari dampak pandemi penyakit virus corona. Sementara itu, pariwisata domestik Saudi melebihi ekspektasi selama pandemi, meskipun Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) menggambarkan 2020 sebagai “tahun terburuk dalam sejarah pariwisata.”
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/1989521/business-economy