IHRAM.CO.ID, YERUSALEM -- Sebanyak 70 persen dari semua serangan senjata di Israel selama setahun terakhir dilakukan dengan menggunakan senjata tentara curian. Berdasarkan statistik resmi yang dirilis oleh militer Israel, 464 dari total 675 insiden penembakan yang dilaporkan melibatkan penggunaan senjata curian tingkat militer.
Angka tersebut merupakan peningkatan 5 persen dibandingkan dengan statistik dalam laporan serupa yang diterbitkan satu dekade lalu. Selain senjata api, sebagian besar alat peledak telah dicuri dari pangkalan militer. Temuan itu juga mengungkapkan bahwa, sebagian besar senjata curian pada awalnya diselundupkan melintasi perbatasan dengan negara tetangga seperti Lebanon, Mesir dan Yordania.
"Sementara perbatasan Mesir dan Lebanon lebih sulit untuk menyelundupkan senjata atau obat-obatan terlarang, perbatasan Yordania pada dasarnya hanyalah kawat berduri," kata laporan itu, yang mengutip sumber militer, dilansir Middle East Monitor, Selasa (21/12).
Haaretz melaporkan, pada Oktober ribuan senjata dan amunisi dicuri dari militer Israel setiap tahun. Hal ini menunjukkan banyaknya senjata yang jatuh ke tangan yang salah dalam beberapa tahun terakhir.
Peningkatan senjata curian dari militer sejalan dengan meningkatnya jumlah serangan kekerasan di antara warga Arab Israel. Jerusalem Post melaporkan, lebih dari 100 warga Arab Israel telah terbunuh sejak awal tahun dalam insiden terkait kejahatan.
Pada Januari, Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan parlemen Israel membahas masalah pencurian senjata dari militer. Pencurian tersebut digambarkan sebagai asal dari pelanggaran perjanjian tidak tertulis antara warga negara dan negara.
Menurut siaran pers Knesset, total 80 senjata api dicuri dari pangkalan militer tahun lalu. Knesset mengklaim bahwa, pencurian senjata mengalami penurunan sejak insiden pada 2017 di pangkalan Sde Teiman. Ketika itu, sebanyak 33 senapan serbu dicuri dan dijual ke organisasi kriminal.