Sabtu 01 Jan 2022 00:35 WIB

UNHCR: Selamatkan Pengungsi Rohingya di Laut Lepas Indonesia

Sejak Agustus 2017, lebih dari 700 ribu Rohingya melarikan diri dari Myanmar

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah pengungsi etnis Rohingya menunggu di atas perahunya sebelum proses evakuasi di Pelabuhan ASEAN, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Aceh, Jumat (31/12/2021). Pemerintah Indonesia melalui Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) mempertimbangkan keadaan darurat dan sisi kemanusiaan sehingga memutuskan untuk menyelamatkan 120 orang etnis Rohingya terdiri dari tujuh laki-laki, 62 perempuan dan 51 anak-anak yang terdampar di perairan laut Aceh pada Sabtu (25/12/2021).
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Sejumlah pengungsi etnis Rohingya menunggu di atas perahunya sebelum proses evakuasi di Pelabuhan ASEAN, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Aceh, Jumat (31/12/2021). Pemerintah Indonesia melalui Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) mempertimbangkan keadaan darurat dan sisi kemanusiaan sehingga memutuskan untuk menyelamatkan 120 orang etnis Rohingya terdiri dari tujuh laki-laki, 62 perempuan dan 51 anak-anak yang terdampar di perairan laut Aceh pada Sabtu (25/12/2021).

IHRAM.CO.ID, GENEVA – Badan pengungsi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) pada Rabu menyerukan agar sekelompok pengungsi Rohingya segera diturunkan dan diselamatkan di laut lepas pantai Indonesia. Dalam sebuah pernyataan, UNCHR mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan keselamatan dan nyawa orang-orang yang ada di dalamnya.

Kapal itu pertama kali terlihat di perairan Bireuen, sebuah kabupaten di provinsi Aceh pada Ahad. Berdasarkan foto dan laporan dari nelayan setempat, penumpang di kapal yang penuh sesak itu sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga

Kapal yang dilaporkan bocor dan mesinnya rusak, mengambang di laut lepas di tengah cuaca buruk dan mungkin berisiko terbalik. Menurut laporan berita, pejabat setempat yang didukung oleh polisi dan angkatan laut telah menyediakan makanan, obat-obatan, mesin perahu baru dan teknisi untuk membantu memperbaiki kapal Rohingya. Setelah diperbaiki, mereka akan mendorongnya kembali ke perairan internasional.

Untuk mencegah hilangnya nyawa UNCHR sangat mendesak Indonesia untuk memungkinkan para penumpang untuk turun dengan aman dan segera. Sejak Agustus 2017, lebih dari 700 ribu Rohingya melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha ke kamp-kamp di Bangladesh ketika militer Myanmar melancarkan operasi pembersihan. Pasukan keamanan Myanmar telah dituduh melakukan kejahatan keji, termasuk pemerkosaan massal dan pembakaran ribuan rumah.

Menurut UNHCR, Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Perlindungan Pengungsi mencakup ketentuan bagi pemerintah untuk menyelamatkan pengungsi di kapal yang mengalami kesulitan di dekat Indonesia dan membantu mereka turun.

Ketentuan tersebut diterapkan pada 2018, 2020 dan terakhir Juni lalu, ketika 81 pengungsi Rohingya berhasil diselamatkan di lepas pantai Aceh Timur. Bagi UNHCR, Indonesia selama bertahun-tahun telah menjadi contoh dalam memberikan perlindungan pengungsi.

“Rohingya telah menghadapi kekerasan, penganiayaan dan pemindahan paksa selama beberapa dekade. Semua orang yang mencari perlindungan internasional harus diizinkan masuk ke pelabuhan yang aman dan diberikan akses ke prosedur suaka dan bantuan kemanusiaan”, kata pernyataan UNCHR, dilansir Saudi Gazette, Jumat (31/12).

Staf UNHCR yang saat ini berada di lapangan bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk membantu pemerintah dan masyarakat setempat memberikan bantuan penyelamatan. UNHCR juga berkoordinasi dengan mitra kemanusiaan dalam mempersiapkan respon yang komprehensif, termasuk proses karantina sesuai dengan standar internasional dan protokol kesehatan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement