IHRAM.CO.ID, Selama mengasuh Pesantren al-Balagh, KH Misbah Zainul Mustofa menulis banyak teks keagamaan. Tidak sedikit pula karyanya yang menjadi bacaan wajib di banyak pesantren. Tulisan- tulisannya menggunakan bahasa Indonesia atau Jawa, termasuk yang beraksara Arab-Pegon.
Kiai Misbah memang dikenal sebagai pemikir dan penulis yang produktif. Dalam penelitiannya yang berjudul KH Misbah Ibn Zainul Musthafa (1916-1994 M): Pemikir dan Penulis Teks Ke agamaan dari Pesantren, Islah Gusmian menjelaskan, tokoh ini mulai menekuni dunia literasi bersa ma kakaknya, KH Bisri Mustofa. Keduanya bahkan mencetak sendiri karya-karya masing-masing.
Menurut Islah, buku-buku yang telah dicetak itu kemudian dijual ke berbagai toko kitab di sekitar Bangilan dan Rembang. Selain dipubli kasikan sendiri, Mbah Misbah juga mengirimkan naskah tulisan-tulisannya ke berbagai penerbit.
Salah satu putra Kiai Misbah, Muhammad Nafis mengungkapkan, dalam sehari Kiai Misbah bisa menulis dan menerjemahkan buku tidak kurang dari 100 lembar. Begitu sudah mencipta kan suatu naskah utuh, ia lalu menjual karyanya itu kepada penerbit. Jadi, tidak dengan sistem royalti.
Hal itu, menurut Nafis, dilakukan Mbah Misbah untuk menjaga keikhlasannya dalam me nulis.Itu supaya dirinya tidak sibuk memikirkan atau mengharapkan royalti. Yang dipikirkannya ialah terus membaca, menulis, dan akhirnya menyebarkan ilmu-ilmu via tulisan.