IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Tekstil dari Kekaisaran Safawi Iran berada di tanah AS untuk pertama kalinya. Dahulu, tekstil pernah menjadi alat kekuasaan dan pengaruh.
"Mantel dan jubah dengan gambaran rumit yang Anda kenakan, apakah dipangkas bulunya atau tidak, benar-benar menunjukkan status sosial Anda. Kain, khususnya sutra, benar-benar media yang sangat penting," kata Kepala kurator seni Persia, Arab dan Turki di Museum Nasional Seni Asia Smithsonian, Massumeh Farhad, dikutip di Newsy, Kamis (6/1).
Pada abad ke-17, ia menyebut apa yang dikenakan lebih dari apa yang sedang dijual. Pakaian dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dan pengaruh politik, dimana tidak ada contoh yang lebih besar dari kerajaan Safawi Iran, yang tekstilnya dipamerkan di Smithsonian.
Untuk membuat penguasa asing terkesan, Farhad menyebut setiap pihak berupaya untuk memberi mereka jenis sutra yang ditenun halus, serta beludru.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk jubah, tapi juga tenda, perabotan dan karpet, yang mendominasi pasar internasional. Hal tersebut menyebarkan pengaruh Islam ke luar negeri, pada saat transisi politik yang besar di seluruh dunia.
"Jika Anda benar-benar ingin menunjukkan rasa hormat atau menghargai seseorang dengan cara tertinggi, Anda akan memberi mereka jubah kehormatan dan hanya penguasa yang bisa memberikan jubah kehormatan," ujar Farhad.