IHRAM.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan optimistis bahwa pendudukan Israel akan berakhir. Ia menekankan bahwa negara Palestina yang berdaulat akan segera terbentuk.
Dilansir dari Wafa News, pernyataan ini keluar usai pertemuan dengan partai Fatah yang diadakan di Ramallah, Rabu (5/1/2022). "Meskipun sulitnya kondisi yang kita jalani, saya lebih optimis hari ini tentang pembentukan Negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," kata Abbas berbicara pada akhir pertemuan Dewan Revolusi Fatah yang dipimpinnya.
Menurutnya, Yerusalem adalah inti dari perjuangan Palestina, dan bahwa harga dari ketabahan mereka adalah dengan penghentian pendudukan dan pendirian negara. Presiden juga memberi hormat kepada tahanan administratif Hisham Abu Hawash atas ketekunannya untuk mogok makan demi mendapatkan kebebasannya dan berharap pemulihan cepat bagi tahanan Palestina lainnya di Israel, seperti Nasser Abu Hmeid, yang berjuang untuk hidupnya setelah dia didiagnosis menderita kanker.
Abu Hawash mengakhiri mogok makannya Selasa malam setelah rekor 141 hari puasa sebagai protes terhadap penahanan administratifnya yang berkepanjangan. Akhirnya otoritas pendudukan Israel setuju untuk mengakhiri penahanannya pada 26 Februari.
"Sidang ini telah berakhir, tetapi pekerjaan belum berakhir," kata Presiden mengacu pada akhir pertemuan Dewan Revolusi saat ini.
"Oleh karena itu yang diperlukan adalah upaya bersama dari semua orang sampai akhir, untuk mengucapkan selamat tinggal pada fase yang telah berakhir dan mulai membangun untuk tahap berikutnya, yang lebih penting," tambahnya.
Abbas mengatakan pertemuan Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mendatang sangat penting, mengingat pentingnya dan sensitivitas periode yang dijalani karena praktik Israel dan kelambanan internasional. Dia menekankan pentingnya posisi yang akan diambil oleh Dewan Pusat mengingat saat-saat penting dan kritis yang sedang Palestina alami.
"Sejak awal revolusi, kami telah menghadapi banyak konspirasi karena pendirian kami dan ketahanan kami pada prinsip-prinsip dan posisi nasional dan pelestarian kesatuan gerakan dan keputusan nasional Palestina yang independen. Dan karena kami jangan biarkan siapa pun ikut campur dalam urusan kami dan kami tidak akan membiarkan diri kami ikut campur dalam urusan siapa pun,"ujarnya.
Sidang kesembilan Dewan Revolusi diadakan selama dua hari di markas presiden di Ramallah dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan konvensi kedelapan Gerakan Fatah serta untuk mempersiapkan pertemuan Dewan Pusat PLO yang direncanakan pada Maret nanti.