Namun, Yusuf mengingatkan, cara menggaet donatur dari kelompok muda ini sebetulnya tidak hanya dengan digitalisasi. Dia mengakui digitalisasi itu penting, tetapi belum memadai. Menurutnya, juga diperlukan daya tarik melalui program yang ditawarkan, atau dengan melakukan penguatan brand.
"Agar kalangan milenial mau berdonasi itu nggak cukup dengan digital, tetapi harus juga memiliki daya tarik program. Ini paling penting. Atau terkait dengan brand, jadi seperti apa brand awareness yang terbentuk di benak milenial," paparnya.
Yusuf berpendapat, kalangan milenial lebih tertarik pada dorongan kemanfaatan sosial daripada kemanfaatan dari sudut pandang keagamaan. Misalnya, dengan membuat narasi bahwa donasi yang diberikannya akan membantu banyak orang keluar dari belenggu kemiskinan.
"Menurut saya lebih ke arah itu," ucapnya.