IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama akan menyiapkan Asrama Haji Bekasi sebagai lokasi alternatif karantina kepulangan jamaah umroh. Kemenag juga akan menyiapkan tenaga kesehatan untuk memantau kondisi jamaah.
"Kami meninjau kesiapan Asrama Haji Bekasi sebagai alternatif tempat karantina kepulangan jamaah umroh," ujar Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Ditjen PHU Saiful Mujab yang dikutip dalam laman resmi haji.kemenag.go.id dari Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Saat ini penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) masih menggunakan hotel-hotel yang direkomendasikan Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 sebagai tempat karantina. Ke depannya, Kemenag akan memberlakukan dua pintu keberangkatan dan kepulangan jamaah umrah, yakni Asrama Haji Pondok Gede sebagai pintu keberangkatan jamaah umroh dan Asrama Haji Bekasi sebagai lokasi karantina kepulangan jamaah umrah.
"Nanti akan digunakan dua pintu, Asrama Haji Pondok Gede sebagai pemberangkatan dan Asrama Haji Bekasi sebagai karantina kepulangan," kata Saiful.
Maka dari itu, Saiful ingin Asrama Haji Bekasi segera berbenah diri, menata protokol kesehatannya mulai dari pintu masuk sampai fasilitas saat jamaah umrah berada di kamarnya. "Tadi telah kita lihat kondisi, saya minta betul Asrama Haji Bekasi untuk menata dari prokes mulai dari pintu masuk dan kamarnya, pencahayaan, sirkulasi udara serta kebersihannya yang baik nanti akan dilihat Satgas Covid-19," kata dia.
"Kami juga meminta jajaran Asrama Haji Bekasi memberikan fasilitas yang terbaik dan senyaman mungkin. Sediakan juga dokter jaga 24 jam yang selalu siaga untuk memantau terus kesehatan jamaah umroh," kata dia.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag berencana akan mencabut kebijakan pemberangkatan satu pintu (One Gate Policy) sehingga pemberangkatan tidak terpusat di Asrama Haji Jakarta. Namun, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta untuk tetap melanjutkan kebijakan OGP itu karena berkaca pada kasus penularan Covid-19 yang dialami tim pendahulu (advance) sepulang dari Arab Saudi.
"Kita pakai One Gate Policy saja masih ada yang kena, apalagi loss (tidak), akan sangat riskan," kata dia.