IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah umroh asal Indonesia mengeluhkan pelayanan di hotel-hotel karantina di Arab Saudi. Saat ini, karantina jamaah di bawah koordinasi otoritas penerbangan Arab Saudi, General Authority of Civil Aviation (GACA).
"Ada beberapa di airline terkait dengan hotel karantina, sering juga terjadi hotel karantina yang tidak sesuai dengan vocer yang diberi yang sudah dibeli satu paket dengan tiket," kata Wakil Wakil Ketua Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umroh Haji (Ampuh) Tri Winarto, saat dihubungi Republika, Senin (24/1/2022).
Tri menceritakan, di antara masalah yang terjadi di tempat-tempat karatina di antaranya misalnya ada yang beli vocer karantina di hotel ke bintang lima atau bintang empat. Namun, ternyata jamaah ditempatkan di hotel bintang tiga dan lain sebagainya.
Beberapa masalah lain yang masih ditemui oleh para penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) adalah tidak sesuainya hotel karantina dengan yang dipesan. Persoalan ini menjadi paling banyak dikeluhkan.
"Kita temui di lapangan yang dikeluarkan oleh penyelenggara terkait dengan karantina ini memang kebanyakan karena hotel yang dia beli tidak tersedia sehingga dipindahkan oleh maskapai seenaknya," katanya.
Masalah karantina ini juga berdampak terhadap pelayanan makan di hotel-hotel karantina. Jamaah banyak mengeluhkan pelayanan makan di hotel karantina tidak baik, waktu makan tidak tepat, dan menu makanan yang disediakan tidak layak.
"Ada beberapa travel yang mendapatkan perlakuan katering di hari pertama hari kedua yang sangat tidak layak," katanya.
Tri memastikan, setelah para penyelenggara komplain di grup masing-masing, pihak terkait langsung merespons semua keluhan yang dirasakan jamaah terkait masalah pelayanan karantina. "Tetapi setelah ramai diributkan di grup PPIU yang ada di Indonesia akhirnya di hari ketiga sudah mulai ada perbaikan ada komunikasi sehingga bisa teratasi," katanya.
Tri mengatakan karantina jamaah umroh Indonesia di Saudi ada di dua kota, yaitu Jeddah dan Madinah. Karantina masih mengacu kepada SOP yang diterbitkan oleh GACA, yaitu empat malam lima hari.
"Memang beberapa keberangkatan ada yang rumor mengatakan cukup dua malam tiga hari dengan satu kali PCR sudah lepas," katanya.
Akan tetapi, maskapai Garuda masih tetap patuh terhadap apa yang disampaikan oleh GACA, yaitu empat malam lima hari. Sehingga jamaah yang menggunakan maskapai Garuda tidak masalah dengan karantina.
"Untuk Garuda sendiri sepertinya tidak ada masalah," katanya.