IHRAM.CO.ID, MANILA -- Sebanyak 1,5 juta rumah di Filina terkena dampak topan Rai. Lebih dari 400 orang meninggal akibat badai tersebut.
"Badai telah menghancurkan dan merusak 1,5 juta rumah, jumlah ini lebih banyak daripada topan lainnya dalam beberapa dekade terakhir," ujar pernyataan Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), dilansir Aljazeraa, Selasa (25/1).
Topan Rai memiliki kecepatan angin hingga 193 kilometer per jam, dan mendarat di Siargao, sebuah pulau kecil di Mindanao timur dengan populasi sekitar 180 ribu orang. Menurut pemerintah provinsi, lebih dari 90 persen bangunan di pulau itu, termasuk sekolah dan balai kota, rusak parah.
Sejak dilanda Topan Rai, aliran listrik di seluruh Siargao terputus. Hingga kini, penduduk Siargao tetap bergantung pada generator listrik yang menyediakan pasokan terbatas. Sementara sebagian besar penduduk masih tinggal di bangunan darurat dan pusat evakuasi.
Sebanyak 15 keluarga diesa kecil Cangcohoy yang terletak di pedalaman dari Siargao terus berlindung di gedung sekolah setelah rumah mereka hancur. Mereka kehilangan mata pencaharian, dan mereka bergantung pada bantuan dari donor swasta untuk bertahan hidup.
"Sudah lebih dari satu bulan sejak Topan Rai menghantam Filipina, namun jutaan orang masih sangat membutuhkan dukungan kemanusiaan, termasuk rumah, pasokan air bersih, dan perawatan kesehatan,” kata Kepala IFRC Alberto Bocanegra.