IHRAM.CO.ID,NEW DELHI—Tajamul Habib Makroo adalah satu dari banyak petani di Shopian selatan, sebuah wilayah di selatan Lembah Kashmir yang menjadi daerah penyumbang 1,8 juta ton apel setiap tahun, yang tengah dirundung ketakutan akan datangnya krisis baru. Setelah mengalami kerugian besar akibat serangan badai salju disertai hujan deras pada musim panen lalu, kini para petani harus menghadapi penurunan harga setelah datangnya buah-buahan murah dari Iran.
Industri apel di Shopian, memiliki lebih dari lima juta pekerja, biasanya dapat menyumbangkan 80 persen dari produksi tahunan India. Dengan produksi tahunan senilai sekitar $1,34 miliar (R 19 triliun), nilainya tiba-tiba turun tahun lalu, ketika apel murah Iran memasuki pasar India melalui Afghanistan, yang menawarkan perjanjian perdagangan bebas dengan New Delhi.
“Pasar hari ini sangat turun, harga turun karena apel yang berasal dari Iran telah menurunkan harga apel di India,” kata Makroo, yang memiliki kebun di desa Sugan, Shopian, yang dikutip di Arab News, Selasa (25/1).
“Dulu saya dapat 1.200 rupee (Rp 230 ribu) per boks, hari ini harganya turun menjadi 600 rupee (Rp 115 ribu). Tarif yang kami peroleh tidak mampu menutupi biaya produksi,” sambungnya.
Pada awal Januari, Serikat Petani dan Pedagang Buah Lembah Kashmir, sebuah badan tertinggi yang mewakili petani buah Kashmir, menulis surat kepada Perdana Menteri India Narendra Modi, memintanya untuk menyelamatkan industri apel. Bashir Ahmad Bashir, presiden serikat petani, mengatakan alasan murahnya apel Iran lebih murah adalah imbas dari sanksi internasional yang dijatuhkan pada Teheran.
“Kami telah membicarakan masalah ini dengan pemerintah India ketika kami mengetahuinya dan memperingatkan pemerintah bahwa jika produk datang ke India dari Iran, industri hortikultura India akan sangat menderita,” kata Bashir menambahkan bahwa mengenakan pajak atas buah-buahan Iran dapat membantu menyelamatkan industri dalam negeri.
Sementara itu, Sheikh Ashiq Ahmad, presiden Kamar Dagang dan Industri Kashmir, mengatakan kurangnya intervensi akan memberikan pukulan besar bagi ekonomi lokal. “Ini (hasil industri apel) menempati 8 persen hingga 10 persen dari PDB Kashmir kami,” katanya kepada Arab News.
“Ketika pengangguran menjadi tantangan besar bagi Jammu dan Kashmir dalam situasi ini, pemerintah harus memperhatikannya dan harus membela rakyat kami.”
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/2011031/world